Legendarisnya Jenang Asli Harso Mulyono di Sukoharjo, Sampai Dibawa Pemudik ke NTT Bahkan Papua
Jenang Asli Harso Mulyono sudah buka dari tahun 1964, dan selalu ramai terutama saat Lebaran seperti ini.
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Hanang Yuwono
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Warung oleh-oleh Jenang Asli Harso Mulyono yang berada di Dusun Randungsari RT: 01 / RW: 01, Kelurahan Joho, Sukoharjo atau selatan Terminal Sukoharjo ini sudah melegenda.
Bagaimana tidak? Meski dari depan rumah tidak tampak seperti warung penjual jenang dan tidak ada papan nama, namun tempat ini selalu ramai dikunjungi pembeli.

Menurut seorang karyawan, Saidi, Jenang Asli Harso Mulyono sudah buka dari tahun 1964, dan selalu ramai terutama saat Lebaran seperti ini.
"Banyak pemudik dari luar kota yang datang untuk oleh-oleh, bahkan ada yang dibawa sampai ke Papua, Kalimantan, NTT, dan Jakarta," katanya saat ditemui TribunSolo.com, Sabtu (8/6/2019).
• Geger Temuan Mayat di Tulungagung, Ternyata Karena Terlindas Motor saat Tiduran di Jalan
Jenang Asli Harso Mulyono ini menjual makanan tradisional yang meliputi Jenang, Wajik, Krasikan, Wingko Babat, Roti Prol, dan Jadah.
Jika hari biasa produksi 2-4 kali masakan, di musim Lebaran seperti ini, Saidi mengaku bisa mengolah hingga 9 kali masakan.
"Jika hari biasa kita sore sudah selesai membuat masakan, di Lebaran ini kita dari subuh sampai malam, karena produksinya meningkat hingga 3 kali lipat," jelasnya.
Yang membuat unik oleh-oleh buatan Jenang Asli Harso Mulyono dengan tempat yang lain adalah cara masak yang masih tradisional sejak awal berdiri.
• Arus Balik Lebaran, Cuaca di Kota Solo dan Sekitarnya Diperkirakan Cerah Berawan
Di sana masih menggunakan kayu bakar untuk memasak, dan menggunakan arang untuk memanaskan oven yang diletakan dibagian atas dan bawah oven.
"Kita masih menggunakan bahan alami, dari adonan hingga cara memasak, yang membuat cita rasa tidak berubah dari dahulu."
"Kita juga tidak menggunakan bahan pengawet, untuk jenang racikan bisa bertahan satu minggu, yang lainnya hingga lima hari," paparnya.
Jenang Asli Harso Mulyono melakukan produksi setiap harinya, sehingga makanan yang dijual selalu baru dan segar.
• Viral Remaja Terjepit di Atap Bus Transjabodetabek, Begini Ceritanya hingga Komentar Anies Baswedan
Menurut Sarni, harga yang dipatok untuk mendapatkan satu kotak makanan tradisional ini, pembeli cukup merogoh kocek sebesar Rp 65 ribu hingga Rp 70 ribu.

"Kita jualnya perkotak dengan berat sekitar 15 gram, kalau Lebaran gini kita jualnya utuh tidak bisa dipotong karena ramai," jelasnya.
Harga Jenang, Wajik, dan Krasikan perkotak dihargai Rp 65 ribu, sedangkan Wingko Babat, Roti Prol, dan jadah per kotak dibandrol Rp 70 ribu.
Dia menambahkan, jika di hari biasa omzet Jenang Asli Harso Mulyono sekitar Rp 5 juta, saat Lebaran ini meningkat tiga kali lipat hingga Rp 15 juta.
Warung Jenang Asli Harso Mulyono sendiri buka dari pagi hingga sore, dan menerima pesanan untuk partai besar. (*)