Hanya Miliki Dua Murid Baru, SDN 1 Kepoh Boyolali Tetap Langsungkan Kegiatan Belajar Mengajar
Terlihat hanya beberapa siswa memakai seragam batik berwarna hitam berkerumun di lorong sekolah saat jam istirahat.
Penulis: Eka Fitriani | Editor: Garudea Prabawati
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Eka Fitriani
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Meskipun hanya memiliki beberapa siswa, SDN Kepoh I yang terletak di Desa Kepoh, Kecamatan Sambi, Boyolali ini masih terus melangsungkan kegiatan belajar mengajar.
Terlihat hanya beberapa siswa memakai seragam batik berwarna hitam berkerumun di lorong sekolah saat jam istirahat.
Mereka terlihat bersenda gurau dengan siswa lainnya.
Tidak seperti sekolah SD kebanyakan yang selalu ramai saat jam istirahat, suasana sekolah di SDN Kepoh 1 terlihat sepi.
Sekolah ini memang hanya menerima dua murid baru saja di tahun ajaran 2019/2020 ini.
Tak hanya itu, beberapa kelas di SDN 1 Kepoh hanya diisi 2-5 siswa saja.
"Total semua siswa yang bersekolah disini ini ada 21 siswa," kata salah satu guru senior, Sri Sunarti, Rabu (17/7/2019) siang.
Dengan rincian kelas 1 dan 2 diisi dua murid, siswa kelas 3 diisi tiga murid, kelas 4 diisi emapat murid, kelas 5 ada sebanyak enam murid dan kelas 6 sebanyak tiga murid.
"Sekolah ini sudah sepi murid sejak tahun 2012, orang tua murid di wilayah ini lebih memilih menyekolahkan anaknya di sekolah swasta," katanya.
SDN 1 Kepoh memang hanya satu-satunya sekolah berada di desa tersebut.
Sehingga tidak mungkin untuk menutup maupun me-regrouping sekolah.
"Saat saya tanyakan juga memang ini sekolah SD satu-satunya di desa ini jadi kecil kemungkinan ditutup," katanya.
"Ada SD Negeri di desa lainnya yakni Desa Demangan dan Desa Santing jaraknya sekitar 2 km dari sini," katanya.
Di sekolah ini terdapat 6 guru, yakni 3 guru honor, 1 penjaga dan 3 guru tetap.
Namun, meskipun hanya terdapat 6 guru, siswa tetap belajar seperti biasa.
"Prosesnya belajar seperti privat, saya malah jarang menulis di papan jadi satu satu saya ajari," katanya.
"Malah salah satu murid saya di kelasa 1 ada yang sudah pintar membaca dan menulis," katanya.
• Polresta Solo Tangkap Tersangka Kasus Gas Oplosan, Ratusan Tabung Gas Disita
Namun dirinya juga berharap sekolah ini mendapat bantuan dari pemerintah.
"Dari dulu kami ingin ada tambahan guru karena tenaga guru disini kurang sebenarnya," katanya.
Dari keenam guru tersebut, 3 guru honorer juga ikut membantu mengajar hingga kelas 6.
"Itu kan seharusnya tidak boleh tapi bagaimana kita juga kekurangan guru," katanya.
"Di sekolah ini seperti mati segan hidup tak mau, karena memang keadaannya seperti ini," katanya.(*)
