Tanggapi Wacana Jabatan Presiden 8 Tahun, Mahfud MD Sebut Sisi Positif dan Negatif Jabatan 5 Tahun
Pakar hukum dan tata negara Mahfud MD angkat bicara soal wacana jabatan presiden 8 tahun.
Penulis: Fachri Sakti Nugroho | Editor: Fachri Sakti Nugroho
Lebih lanjut, Mahfud melihat ada sisi positif dan negatif dari durasi lima tahun kepemimpinan presiden.
• Mahfud MD Tanggapi Kasus Pelawak Qomar: Bisa Dijerat Dua Hukuman dan Mendapat Hukuman Ganda
Menurut Mahfud MD, sisi positifnya adalah sirkulasi kepemimpinan bisa berjalan lebih cepat jika jabatan presiden diemban selama lima tahun.
Jika ada pemimpin buruk yang terpilih, tidak harus menunggu sampai 8 atau 10 tahun untuk mengganti.
"Sirkulasi kepemimpinan bisa berjalan lebih cepat, sebab kalau sekali jabatan 8 tahun atau 9 tahun itu kalau ternyata pilihannya kurang tepat kita harus menunggu 8 tahun," kata Mahfud MD.
"Karena tidak mudah memberhentikan seorang presiden dalam sistem presidensil. Itu kecuali dengan alasan tertentu yang sangat ketat."
Sementara itu, sisi negatif dari durasi jabatan lima tahun adalah potensi presiden hanya bekerja selama tiga tahun dan peluang penyalahgunaan jabatan.
Misalnya, presiden hanya bekerja selama tiga tahun saja.
Sedangkan di tahun keempat dan kelima digunakan untuk kampanye dan memanfaatkan fasilitas negara.
"Menghindari orang bekerja hanya tiga tahun pertama."
"Biasanya tiga tahun pertama pada periode pertama itu bagus."
"Tapi memasuki tahun keempat sudah mulai kampanye, mulai tidak konsentrasi, koalisi mulai sendiri-sendiri."
"Ada juga kemungkinan menyalahgunakan jabatan dan kekuasasn dengan memanfaatkan fasilitas-fasilitas negara," pungkasnya.
• Soal Kemungkinan Prabowo Subianto Merapat ke Koalisi Jokowi, Mahfud MD: Banyak Rakyat Tidak Setuju
Simak video lengkap pernyataan Mahfud MD di bawah ini.
Sebelumnya, Guru besar Universitas Pertahanan, Salim Said menanggapi mengenai wacana atau usulan masa jabatan presiden dalam satu periode dari lima tahun menjadi tujuh tahun.
Salim Said tampaknya menyetujui wacana perubahan masa jabatan. Tanggapannya itu disampaikan oleh Salim Said secara langsung saat menjadi narasumber dalam program acara Dialog TV One, pada Rabu (17/7/2019).