Berita Sukoharjo Terbaru
Pejuangan Galuh Putri, Paskibraka Kabupaten Sukoharjo yang Tetap Jalankan Tugas Meski Kaki Terluka
Perjuangan Galuh Putri Widayanti (16), seorang anggota Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Kabupaten Sukoharjo patut mendapatkan apresiasi.
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Garudea Prabawati
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Perjuangan Galuh Putri Widayanti (16), seorang anggota Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Kabupaten Sukoharjo patut mendapatkan apresiasi.
Dua hari yang lalu, Galuh sempat mengalami musibah kecil yang membuat jari jempol kakinya terluka.
"Pada Kamis (15/8) habis melakukan gladi resik, saya kesalon sama pelatih untuk potong rambut," katanya pada Sabtu (17/8/2019).
Anggota Paskibraka asal SMK Negeri 3 Sukoharjo itu tersandung pintu salon, saat dirinya hendak memotong rambutnya jelang hari kemerdekaan.
Alhasil jari jempol kakinya terluka dan sempat mengeluarkan berdarah.
"Kaki saya tersandung rell gerbang pintu salon dan keluar darah banyak, lalu dibawa pelatih ke Puskesmas Sukoharjo dan dijahit dua," terang anggota Paskibraka Kabupaten Sukoharjo yang masuk barisan 45 ini.
• Tes Kepribadian: Gambar Pertama yang Kamu Lihat Bisa Ungkap Karaktermu dalam Raih Kesuksesan
• HUT RI Ke-74, PT Sritex Group Terima Penghargaan Rekor Muri Ke-9
• 5 Fakta Salma El Mutafaqqiha Pembawa Bendera di Istana: Latihan Keras dan Kalahkan Ratusan Pesaing
Meskipun dari dokter yang menangani meminta Galuh untuk istirahat sejenak, namun ia tetap maju untuk melaksanakan tugas negara.
Ditambah dengan adanya dukungan dari orang tua dan teman-temannya, tekatnya semakin kuat untuk tetap mengikuti proses pengibaran dan penurunan bendera yang berlangsung di Alun-alun Satya Negara Sukoharjo.
"Udah gak sakit, tapi saya dedekan kalau ditengah-tengah upacara gak kuat, soalnya setelah jatuh belum saya coba lagi, tapi Alhamdulillah waktu bendera udah dibuka sudah lega," imbuhnya.
Menurutnya, jika ia tidak mengikuti upacara pengibaran dan penurunan bendera, maka pengorbanannya selama ini sia-sia. Apalagi ia sudah diberi amanah dari orang tua dan para pelatih.
"Latihan sampai tiga Minggu, panas-panas dan tinggal sedikit lagi masak saya gak ikut, apalagi kalau ingat waktu saya terpilih orang tua saya sangat bangga, dan tidak mungkin saya tidak maju," pungkasnya. (*)