Berita Solo Terbaru
Gelar Fashion Show Buntala Anggana, Mahasiswi FSRD ISI Solo Kenalkan Upacara Panggih Ke Anak Muda
Acara ini akan menampilkan empat buah motif batik yang terinspirasi dari upacara panggih, yakni motif Kandarpa, Andana Warih, Abiwada, dan Abimantara.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Fachri Sakti Nugroho
Laporan Wartawan Tribunsolo.com - Adi Surya
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Seorang mahasiswi Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia (FSRD ISI) Solo, Purwanti akan menggelar fashion show Buntala Anggana di Gedung Raden Sungging Prabangkara, Kampus II ISI Solo, Mojosongo, Jebres, Solo pada Senin (26/8/2019) jam 13.00 WIB.
Acara ini akan menampilkan empat buah motif batik yang terinspirasi dari upacara panggih, yakni motif Kandarpa, motif Andana Warih, motif Abiwada, dan motif Abimantara.
Upacara panggih merupakan upacara bertemunya pengantin laki-laki dan perempuan yang disaksikan oleh keluarga dan tamu undangan.
Dalam upacara panggih, terdapat dua prosesi bernama balangan gantal dan ngidak endhog.
• Lirik dan Chord Lagu Kangen Dewa 19: Lagu Paling Cocok untuk Menyatakan Kerinduan
Balangan gantal adalah prosesi saling melempar gantal yang dibuat dari sirih yang kedua ruasnya saling bertemu, digulung dan diikat dengan benang putih.
Sedangkan, ngidak endhog adalah prosesi menginjak telur ayam.
Purwanti mengatakan fashion show Buntala Anggana sebagai ajang untuk memperkenalkan kembali upacara adat panggih kepada anak-anak muda.
Menurutnya, upacara adat panggih memiliki makna yang kuat dan mendalam mengenai kehidupan seseorang setelah menikah.
"Balangan ganthal melambangkan kedua pengantin ingin mengetahui lebih dalam dari pasangannya atau dalam bahasa jawa kaweruh kang linuwih," kata Purwanti pada wartawan tribunsolo.com pada Sabtu (24/8/2019).
"Sedangkan, ngidak endhog melambangkan kedua pengantin ingin memiliki momongan sebagai penerus mereka," imbuh Purwanti.
• Double Decker Solo Baru, Restoran Bernuansa Amerika Serikat Tahun 50-an
Lebih lanjut, Purwanti menjelaskan upacara panggihlah yang menginspirasi dirinya untuk membuat sejumlah motif batik yang kemudian diwujudkan dalam busana pengantin wanita modern.
"Saya akan menampilkan motif batik tulis yang saya garap sendiri, dan terkait dengan proses pencantingan, saya lakukan di Desa Batik Girilayu," imbuh Purwanti.
(*)