Paguyuban Warga Rejosari Bantu Warga

Raup Kas Capai Rp 25 Juta Sebulan, Gerakan Sosial Paguyuban Warga di Solo Sampai Bisa Bangun Sekolah

Gerakan sosial tersebut bahkan mampu menjadi penggerak perekonomian hingga pemberdayaan masyarakat karena diinisiasi oleh warga kampung sendiri.

|
Tribun Solo / Istimewa
GERAKAN SOSIAL. Paguyuban Warga Rejosari ikut bangun sekolah Taman Kanak-kanak dan Paud dari hasil kas anggota. Gerakan ini bisa jadi inspirasi bagi kampung-kampung lain yang dilakukan oleh paguyuban warga Rejosari, Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Andreas Chris Febrianto 

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Ada gerakan yang bisa jadi inspirasi bagi kampung-kampung lain yang dilakukan oleh paguyuban warga Rejosari, Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo.

Diketahui lokasi paguyuban ini berada sekitar 2 kilometer dari pusat Kota Solo.

Gerakan sosial tersebut bahkan mampu menjadi penggerak perekonomian hingga pemberdayaan masyarakat karena diinisiasi oleh warga kampung sendiri.

Baca juga: Cara Bersyukur Warga Samping Masjid Zayed Solo, Sisihkan Uang untuk Bantu Tetangga yang Membutuhkan

Sejak berdirinya Masjid Raya Seikh Zayed, warga Kampung Rejosari yang berada tepat di sisi timur tempat ibadah megah tersebut bak ketiban rezeki.

Banyak warga kampung yang akhirnya mendapatkan keuntungan finansial dengan adanya salah satu destinasi wisata baru di Kota Solo tersebut.

Bermula dari rasa syukur atas berkah adanya destinasi wisata, masyarakat sekitar yang tergabung dalam Paguyuban Warga Rejosari tersebut pun akhirnya membuat gerakan sosial.

Ketua Paguyuban Warga Rejosari, Lanyono menerangkan ratusan warga yang akhirnya mendapat lapangan pekerjaan dari juru parkir (jukir), pedagang kaki lima (PKL), hingga fotografer pun berinisiatif untuk menyisihkan sedikit rezeki mereka untuk berbagi kepada warga kampung.

"Sekarang dari hasil yang diperoleh paguyuban melalui kas seikhlasnya baik dari juru parkir, PKL, fotografer itu bisa kita sisihkan untuk membuat gerakan sosial membantu warga yang membutuhkan," ungkap Lanyono, Jumat (12/9/2025).

Dari hasil pengumpulan dana tersebut bahkan diakui Lanyono, kas Paguyuban bisa mencapai Rp 25 juta per bulannya.

Bahkan dari hasil pengumpulan dana seikhlasnya tersebut. Paguyuban Warga Rejosari sampai mampu jadi salah satu donatur pendirian sekolah jenjang Pendidikan Usia Dini (Paud) dan Taman Kanak-kanak (TK) yang ada di sana.

"Dari kas itu kita juga ikut membantu pembangunan TK di kampung dengan dana yang disalurkan mencapai Rp 20 juga," lanjut Lanyono.

GERAKAN SOSIAL. Warga Kampung Rejosari RW XIII, Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari mengadakan gerakan sosial bagi masyarakat di dekat sisi Timur Masjid Raya Seikh Zayed Solo.
GERAKAN SOSIAL. Warga Kampung Rejosari RW XIII, Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari mengadakan gerakan sosial bagi masyarakat di dekat sisi Timur Masjid Raya Seikh Zayed Solo. (Tribun Solo / Istimewa)

Baca juga: Kisah Hidup Raden Ngabehi Yosodipuro yang Diabadikan jadi Nama Jalan di Solo, Sang Pujangga Keraton

Tak sampai di situ saja, bahkan setiap bulan Paguyuban Warga Rejosari juga ikut membantu pengupahan untuk guru dan pengajar di TK tersebut mencapai Rp 1,5 juta per bulan.

"Tiap bulan kita juga ikut nyokong gaji guru TK Paud di sini rata-rata bisa sampai Rp 1,5 per orang," urai Lanyono.

Dana suka rela yang dikumpulkan dari seratusan warga yang bekerja sebagai jukir, PKL, dan lain-lain di Masjid Raya Seikh Zayed itupun juga digunakan untuk memberi beasiswa pendidikan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu di sana.

"Kita juga mensubsidi beasiswa pendidikan untuk anak dari keluarga kurang mampu di sini, ada beberapa bahkan sampai lulus TK kemarin," kata dia.

"Sekitar Rp 2 juta untuk subsidi beasiswa pendidikan yang kita salurkan kepada beberapa warga di sini," pungkasnya.

(*)

 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved