Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Polisi Pastikan KKB Terlibat dalam Baku Tembak di Deiyai Papua hingga Tewaskan 2 Orang

Peristiwa tersebut sendiri berawal dari unjuk rasa di halaman Kantor Bupati Deiyai oleh sekitar 150 orang.

Editor: Hanang Yuwono
KOMPAS.com/Devina Halim
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (19/8/2019). 

TRIBUNSOLO.COM, PAPUA -- Polri memastikan, pihak yang terlibat baku tembak dengan personel kepolisian dan TNI di halaman Kantor Bupati Deiyai, Papua, Rabu (28/8/2019), adalah kelompok kriminal bersenjata.

"Penyerangnya diduga terindikasi kelompok KKB," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo ketika ditemui di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara, Rabu.

Meski demikian, polisi belum dapat mengidentifikasi asal-usul kelompok tersebut.

Peristiwa tersebut sendiri berawal dari unjuk rasa di halaman Kantor Bupati Deiyai oleh sekitar 150 orang.

Mereka menuntut bupati menandatangani referendum.

Pesan WhatsApp Terakhir Aulia Kesuma ke Suaminya, Jadi Skenario Licik Tutupi Pembunuhan Sadis

Di sela tuntutan para demonstran tersebut, aparat kepolisian dan TNI sempat berhasil bernegosiasi.

Aparat nyaris berhasil membujuk massa untuk menghentikan aksi mereka.

Pada saat negosiasi masih berlangsung, Dedi mengatakan, sekitar seribu orang tiba-tiba datang ke lokasi dari segala penjuru.

Mereka membawa senjata tajam, bahkan diduga membawa senjata api.

Unjuk Rasa Berujung Ricuh di Deiyai Papua, 2 Warga Sipil Tewas karena Luka Tembak dan Anak Panah

Mereka menyerang aparat.

Pada saat itulah kontak tembak antara massa dengan aparat terjadi.

"Satu anggota TNI AD gugur dan ada tambahan lima anggota Polri terluka (akibat) panah," ujar Dedi.

Personel TNI AD yang gugur bernama Sera Rikson.

Mahfud MD Punya Cerita Lain Kemerdekaan RI: Satu-satunya Negara yang Merdeka karena Usir Penjajah

Sementara, soal enam warga yang dikabarkan turut menjadi korban tewas, Dedi mengatakan, informasi itu belum dapat dikonfirmasi.

Sebab, akses komunikasi di Papua sedang sulit.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved