Berita Sragen Terbaru
Cerita Pengemis Berduit Puluhan Juta asal Sragen: Selalu Tolak Uang dari Anak, Tak Mau Merepotkan
Kasie Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial Dinas Sosial Kabupaten Sragen Ine Marliah mengatakan, kondisi Mbah Cipto sampai saat ini semakin membaik.
Penulis: Ryantono Puji Santoso | Editor: Fachri Sakti Nugroho
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ryantono Puji Santoso
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Dinas Sosial Sragen menjemput Cipto Wiyono Sukijo alias Mbah Cipto pengamen dan pengemis yang diamankan dalam Razia Satpol PP Sragen dari Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Surakarta, Selasa (3/9/2019) sore.
Kasie Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial Dinas Sosial Kabupaten Sragen Ine Marliah mengatakan, kondisi Mbah Cipto sampai saat ini semakin membaik.
"Dia kita bawa ke RSJD sebelumnya karena linglung dan bingungan tapi sekarang sudah bagus dan kita jemput," papar Ine Marliah dihubungi TribunSolo.com, Selasa (3/9/2019).
"Ini sudah sampai Sragen dan akan dijemput anaknya besok, dari Jakarta," kata Ine.
• Razia Satpol PP Sragen: Temukan Pengamen 74 Tahun Miliki Uang Puluhan Juta dan Deposito Rp 25 Juta
Dari pengakuan Mbah Cipto pada petugas, selama ini dia menolak pemberian uang dari anaknya.
Alasannya, lantaran tidak mau merepotkan anaknya tersebut.
Mbah Cipto pilih mencari nafkah dengan caranya sendiri.
Sampai saat ini pantauan Mbah Cipto terus membaik dan dalam pengawasan Dinas Sosial Sragen sampai Keluarga datang menjemput.
Mbah Cipto sendiri diketahui membawa uang sekitar Rp 37 juta.
"Ditemukan uang tunai dari tas mbah cipto sebanyak Rp. 12.419.000, di tabungan Rp.22.000 dan Deposito senilai Rp 25.000.000. Total uang di Rumah Singgah Rp 37.441.000," kata Ine.
• Satpol PP Sukoharjo Razia 16 Pengemis, Gelandangan dan Orang Terlantar di CFD Sukoharjo
Sebelumnya, Satpol PP Kabupaten Sragen menjaring seorang Pengamen lanjut usia membawa yang membawa uang senilai puluhan juta rupiah.
Kasi Operasi dan Pengendalian Gangguan Trantib Satpol PP Sragen, Sriyono mengatakan, pihaknya melakukan razia tersebut pada akhir Agustus lalu.
Dalam razia tersebut ditemukan pengamen berusia lanjut Cipto Wiyono Sukijo alias Mbah Cipto.
Mbah Cipto diketahui sebagai warga Desa Banaran, Kecamatan Sambungmacan, Sragen.
Begitu ditangkap oleh Satpol PP Sragen Mbah Cipto dibawa ke rumah singgah milik Dinas Sosial Sragen.
Pengemis pura-pura buntung
Diberitakan sebelumnya, kejadian kocak terjadi saat razia pengemis di jalanan.
Tidak diketahui pasti dimana lokasi dan kapan razia tersebut dilakukan.
Namun video yang menunjukkan aksi kocak penggerebekan tersebut diunggah oleh akun @_infocegatansolo, hari Rabu (31/7/2019).
• Satpol PP Sukoharjo Razia 16 Pengemis, Gelandangan dan Orang Terlantar di CFD Sukoharjo
Dalam captionnya, @_infocegatansolo menulis razia tersebut dilakukan oleh petugas, 'pengemis kabur saat hendak diciduk petugas.'
"Ciri2 manusia tdk bersyukur.
Pengemis ini kabur saat hendak diciduk petugas," tulis akun @_infocegatansolo.
Video singkat tersebut memperlihatkan seorang pengemis yang kaki kanannya buntung satu.
Ia merangkak di jalanan sambil menengadahkan tangannya ke atas seolah meminta-minta.
Tak lama kemudian, petugas yang menaiki mobil menghampiri pengemis tersebut.
Kaget bukan kepalang, pengemis yang tadinya berakting lemah tak berdaya kini bisa melompat berjingkrak tak karuan saat melihat sosok petugas keluar dari mobil.
Menggunakan satu kaki, pengemis tersebut melompat penuh tenaga ke sisi jalan.
Ia kemudian melepaskan celananya dan mengeluarkan kaki kanannya yang ia sembunyikan di balik celana.
Sekuat tenaga pengemis itu lari tunggang-langgang menghindari petugas.
Namun petugas tetap mengejar pengemis yang berpura-pura pincang itu.
• Penjelasan Dinas Sosial Kota Lhokseumawe Soal Viral Pengemis Naik Mobil Toyota Vios
Terbongkarlah sudah, ternyata selama ini pengemis tersebut menipu pengguna jalan yang melintas di kawasan tersebut.
Simak video lengkapnya di bawah ini.
Pengakuan Mengejutkan Pengemis Berkostum Badut, Penghasilan Sehari Ternyata Sebesar ini
Diberitakan sebelumnya, Satpol PP Kota Kediri melakukan razia pengemis dan mengamankan pengemis berkostum badut di perempatan terminal lama Kota Kediri, Jumat (17/5/2019).
Pengemis berkostum badut itu diamankan setelah Satpol PP mendapat laporan warga yang resah pada keberadaannya.
Dari hasil pemeriksaan petugas, pengemis berkostum badut ini ternyata masih muda. Dia adalah Risky, pemuda 29 tahun, warga Desa Sumberagung, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri.
• Kisah Legiman, Pengemis yang Terjaring Operasi Satpol PP Pati, Punya Rumah dan Tabungan Rp 1 Miliar
Kabid Trantibun Satpol PP Kota Kediri, Nur Khamid saat dikonfirmasi menjelaskan, keberadaan pengemis dengan kostum dan topeng badut mengganggu ketertiban umum dan ketentraman masyarakat.
"Keberadaannya bisa membahayakan keselamatan diri sendiri dan pengguna jalan," ungkap Nur Khamid.
Selain itu, yang cukup mengejutkan adalah penghasilan yang diterima Risky sebagai pengamen badut.
Penghasilannya ternyata cukup banyak.
Pengakuannya kepada petugas, Risky dalam satu jam hasil meminta-minta dan mengamen sekitar Rp 30.000.
Bila sehari mengamen 5 jam saja, bisa dibayangkan uang yang diterima Risky sekitar Rp 150.000 per hari.
Angka tersebut jelas besar, mengingat lebih besar dari standar UMR di Kediri.
Berdasarkan penelusuran, Upah Minimum Regional di Kediri, atau UMR 2019 Kediri, mendekati Rp 1,9 juta.
Atau, bila dirata-rata, UMR di Kediri dalam sehari sebesar Rp 76.000.
"Pelaku beralasan mudah mencari uang kalau minta-minta dan mengamen," jelasnya.
Petugas juga meminta Risky untuk membuat surat pernyataan tidak akan mengulangi lagi perbuatannya meminta-minta dengan mengenakan kostum pakaian badut.
"Setelah kami data dan membuat pernyataan, kami serah terimakan kepada pihak keluarga diketahui perangkat desa setempat," jelasnya.
Pada waktu hampir bersamaan petugas juga mengamankan pengamen atas nama Sumarwan (25) warga Desa Belimbing, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri. (*)