Ini Arsitek Pertama yang Membuat Lapang Pacuan Kuda sebelum Adanya Stadion Manahan Solo
Sebelum dibangun, Stadion Manahan adalah lapangan pacuan kuda yang dibangun melibatkan arsitek terkemuka Thomas Karsten.
Penulis: Ryantono Puji Santoso | Editor: Garudea Prabawati
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ryantono Puji Santoso
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Sebelum dibangun, Stadion Manahan adalah lapangan pacuan kuda yang dibangun melibatkan arsitek terkemuka Thomas Karsten.
Thomas Karsten dalam mendesain pacuan kuda dilengkapi dengan tribune.
Dia juga tampak paham terhadap pembentukan kota modern dan tetap mempertahankan unsur lokalnya.
Dosen Sejarah, Universitas Sanata Dharma Yogya yang juga pendiri Solo Societeit Heri Priyatmoko mengatakan, bukti bahwa Thomas Karsten memikirkan masa depan kawasan Manahan terletak pada karakter denah lapangan yang berbentuk oval dan penanaman pohon cemara.
"Karsten membangun kawasan lapang itu bukan untuk kepentingan sesaat, melainkan demi masa depan warganya dan pembangunan berkelanjutan," terang Heri, Rabu (4/9/2019).
"Dulu hingga sekarang, yang jadi ciri khas Manahan ialah pepohonan cemara mengitari kompleks yang berfaedah untuk paru-paru kota, sehingga orang betah bercengkrama di situ," papar Heri.
Stadion Manahan Solo terletak di kawasan Kelurahan Manahan yang memiliki sejarah yang panjang.
Asal muasal nama Manahan bukan bermula dari "tempat Memanah".
Heri menuturkan, Kasawan Manahan dahulu pernah disambangi Ki Ageng Pamanahan.
Dia adalah tokoh legendaris periode Mataram Islam awal.
• Chika Jessica & Sang Mantan Dwi Andhika Buat Video Romantis, Chika: Dia Sosok yang Buat Aku Nyaman
• Istri Ustaz yang Selingkuh dengan Pelaku Penyiram Air Keras yang Tewaskan Ustaz Dimintai Keterangan
• Istri Bunuh Suami dan Anak Tiri, Pakar Kriminal Ungkap Penyebab Pelaku Tega Habisi Keluarga Sendiri
"Tokoh itu sudah bercokol lama dan membuat semacam pondok (padepokan), yang menjadi cikal-bakal nama Depok," terang Heri.
Sementara itu, cerita Stadion Manahan sendiri tidak lepas dari nama Tien Soeharto dari keluarga Cendana dan Mangkunegaran Solo.
Stadion tersebut persembahan dari yayasan keluarga Cendana di era Presiden Soeharto.
Stadion Manahan digarap mulai tahun 1989-1998.
"Kita paham bahwa ibu Tien masuk jaringan trah keluarga Mangkunegaran," papar Heri Priyatmoko pada TribunSolo.com, Selasa (3/9/2019).
"Tidak heran jika keluarga Cendana menaruh perhatian besar terhadap perkembangan arena olahraga warisan Praja Mangkunegaran itu," terang Heri.
Peresmian Stadion Manahan dilakukan pada 21 Februari 1998 oleh Presiden Soeharto.
Awalnya, Stadion Manahan adalah lokasi tempat berlatih memanah oleh keluarga bangsawan Mangkunegaran.
"Kerabat Mangkunegara dikenal gemar juga berburu binatang di alas yang berarti hutan Kethu, Wonogiri," papar Heri.
Seiring perkembangan waktu, Kawasan Stadion Manahan kemudian Semakin berkembang dari hanya lokasi memanah kemudian disulap menjadi lapangan balap kuda.
Heri mengatakan, cikal bakal pembangunan Stadion Manahan ini lantaran dulu Petinggi Mangkunegaran tidak mau kalah dengan Kasunanan dalam bidang memajukan olahraga dan ruang rekreasi di Taman Sriwedari.
"Petinggi Mangkunegaran bergegas menitahkan bawahannya membangun lapangan Manahan seluas mungkin untuk olahraga pacuan kuda dilengkapi tribune," papar Heri.
Kemudian seiring perkembangan Stadion Manahan mulai digarap mulai tahun 1989-1998 di Era Presiden Soeharto.
Pada dasaranya, taman Manahan berbentuk oval dan dikelilingi empat jalan yakni, Jl. Adi Sucipto, Jl. Mentri Soepomo, Jl. MT Haryana dan Jl. KS Tubun. (*)