Berita Solo Terbaru
Soal Pelajar yang Diamankan Usai Demo di DPRD Solo, SORAK: Kami Masih Mencari Tahu Info Pastinya
Humas kelompok massa Solo Raya Bergerak (Sorak), Muhammad Hisbun alias Iss belum terburu-buru menanggapi penangkapan pelajar oleh Polresta Surakarta.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Garudea Prabawati
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Humas kelompok massa Solo Raya Bergerak (Sorak), Muhammad Hisbun alias Iss belum terburu-buru menanggapi penangkapan pelajar oleh Polresta Surakarta.
Saat dihubungi TribunSolo.com, dia mengaku masih mengkonfirmasi penangkapan seorang pelajar itu.
"Kita masih mengkonfirmasi, tapi kalau benar ada penangkapan, kita siap berikan pendampingan hukum," katanya pada Selasa (1/10/2019).
Diketahui seorang pelajar berinisial HK (16), diamankan Polresta Surakarta paska aksi demo didepan kantor DPRD Surakarta, Senin (30/9/2019) malam.
Dari tangan HK, polisi mengamankan sejumlah barang bukti seperti ketapel dan kelereng.
Saat demo sempat memanas dengan aksi pelemparan batu dan kelereng kenarah petugas, diketahui empat Polwan mengalami luka.
• 1 Oktober Bukan Hanya Hari Kesaktian Pancasila, Ibu Negara Iriana Jokowi Berulang Tahun Hari Ini
"Kita cek dulu, karena sebelum aksi demo, polisi kan sudah melakukan razia benda berbahaya."
"Dan kita juga ingin aksi kemarin berjalan tertib dan damai," jelasnya.
Dalam aksi demo 30 September kemarin, menurut Iss demonstran datang dari berbagai berbagai elemen masyarakat, seperti Mahasiswa, Pelajar, dan Petani.
Iss membenarkan adanya pelajar yang mengikuti aksi demo itu, karena menurutnya mereka berhak.
"Pelajar ini kan juga memiliki hak untuk menyuarakan aspirasinya," imbuhnya.
• Numpang Truk, Pelajar Asal Jawa Tengah Berniat Demo di DPR RI, Namun Begini Nasib Mereka
• Polresta Solo Amankan Pelajar yang Diduga Melukai Petugas dengan Ketapel Saat Demo Depan DPRD Solo
Dalam aksi demo tersebut, para demonstran membawa 10 tuntutan, yang diharapkan anggota DPRD Surakarta mau menandatangani 10 tuntutan itu.
"Kita bawa 10 tuntutan, kita ingin tuntutan kami di tandatangi para anggota dewan, tapi kami tau itu tidak mungkin, karena 10 tuntutan kami berat."
"Dan anggota dewan tidak ada yang berani keluar menemui kami," terangnya.
Meski demikian, dia mengatakan jika aksi yang kemarin telah berjalan sukses, seperti yang direncanakan.
"Kami hanya ingin menyampaikan aspirasi kami, dan memberi tekanan kepada pemerintah jika rakyat sudah bergerak karena adanya RUU yang lucu itu."
"Kami tidak melakukan dialog politik," pungkasnya. (*)