Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kegigihan Anak di Solo

Jipi Bocah 10 Tahun Penjual Lotis Pernah Diminta Masuk SLB, Ternyata Berkat Jualan Bisa Berhitung

Bocah penjual lotis, Jipi Ardiansyah (10) saat ini duduk kelas III di SD Negeri Kartopuran, Solo, dia bisa menghitung dari jualan.

Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Adi Surya
Bocah penjual lotis, Jipi Ardiansyah mengayuh sepeda untuk berjualan menyusuri kampung di Jalan Empu Panuluh, Kelurahan Kemlayan, Kecamatan Serengan, Solo, Sabtu (5/10/2019). 

"Ya, Alhamdulillah-nya laku banyak sampai sekarang," imbuhnya.

Jipi, lanjut Nunuk, biasanya membantu berjualan pada hari Sabtu-Minggu.

"Jipi (membantu) jualan cuma kalau ada sisa jualan dari ibu, kalau tidak ada sisa ya ndak jualan," tutur Nunuk.

"Jadi, ibu dulu keliling pukul12, ya pukul 11 sak selesainya, terus pukul 1 ke pohon beringin (di sisi timur Matahari Singosaren) nunggu nasib, mbak mbak matahari ada yang beli," imbuhnya.

Jipi Ardiansyah mengungkapkan ia baru membantu ibunya berjualan seusai pulang sekolah sekira pukul 14.00 WIB.

"Iya biasanya di Matahari, Queen, dan Trans, kadang juga di Toko Mas Mahkota dan gereja dekat Bank Mayapada Coyudan," tutur pemuda yang akrab disapa Jipi itu.

Bocah 9 Tahun di Pemalang Jualan Risol untuk Hidupi 7 Anggota Keluarganya, Ingin Sekali Bertemu Ayah

"(Pulangnya) sehabisnya, biasanya jam tiga sudah habis semua, kalau sisa biasanya dua atau tiga," imbuhnya.

Awalnya, Jipi berjualan hanya berjualan di kawasan Matahari Singosaren Solo.

"Sekarang banyak saingan, terus jalan kaki sampai ke Coyudan," tutur Nunuk.

Nunuk dan Jipi tiap harinya harus menjual sekira 100 bungkus lotis yang tiap porsinya dijual Rp 5.000,-.

"Dulu sama kakak perempuannya bisa sampai 200-250 bungkus," tutur Nunuk

"Sekarang kakaknya di malaysia, dan sekarang (hanya) 100 bungkus kadang modalnya habis ya 50 bungkus seadanya," imbuhnya membeberkan.

Modal jualan, lanjut Nunuk, didapatkan dari uang sisa membeli kebutuhan keseharian.

"Kadang gini, mas, satu rumah itu yang cari nafkah, cuma saya," tutur Nunuk.

"Itu ya seadanya, sisa beli susu, buat beli beras sisanya untuk jualan, ndak mesti kadang sisa 200, 150 ya seadanya kadang ibu ada gaji dari laundry alhamdulliah buat tambahan," imbuhnya membeberkan.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved