Klaten Bersinar
Selamat Datang diĀ KlatenĀ Bersinar

Spesies Baru Katak Bertanduk Ditemukan di Hutan Kalimantan, Saat Kecebong Warnanya Oranye-Coklat

Peneliti telah menemukan katak jenis terbaru dengan nama Katak Tanduk Kalimantan, atau Megophrys Kalimantanensis.

Editor: Garudea Prabawati
(ellyvon pranita)
Katak tanduk kalimantan atau Megophrys Kalimantanensis, merupakan jenis berbeda dengan katak pinokio. 

Pada saat berudu atau kecebong, katak ini berwarna coklat tua yang condong ke oranye-coklat dan berubah menjadi coklat pucat pada saat dewasa.

Secara akustik, suara individu jantan Katak Tanduk Kalimantan ini memiliki variasi yang lebih banyak dan lebih panjang jika dibandingkan dengan Katak Tanduk Pinokio.

“Berdasarkan hasil analisis dari tiga metode pendekatan tersebut kami menyimpulkan bahwa jenis tersebut merupakan jenis baru dan kemudian diberi nama Megophrys kalimantanensis,” ujar Amir.

Maher Zain Bakal Konser di Solo, Catat Lokasi, Tanggalnya, dan Tiketnya

Habitat

Penemuan Katak Tanduk Kalimantan yaitu di bagian Pegunungan utara Borneo (Sarawak dan Sabah), Malaysia serta Pegunungan Meratus yang masuk wilayah Indonesia.

Kedua lokasi ini mengejutkan para peneliti, karena lokasinya terpisah cukup jauh yaitu sekitar 950 kilometer.

Meski cukup jauh, tetapi kedua populasi tersebut memiliki variasi genetik yang sangat rendah dan menunjukkan sebagai jenis yang sama.

“Batas negara antara Malaysia dan Indonesia tidak berlaku untuk jenis baru ini. Hamparan lahan gambut dan hutan dataran rendah antara bagian utara dan selatan di pulau Kalimantan ini sepertinya menjadi pembatas, sehingga jenis baru ini hanya dapat ditemukan di kawasan pegunungan baik di utara maupun selatan pulau,” ujar Amir.

Ancaman

Penemuan Katak Tanduk Kalimantan ini bukanlah yang terakhir, karena kawasan Kalimantan masih luas daerah yang belum tereksplorasi.

Begitu juga wilayah lainnya di Indonesia seperti Sumatera, Sulawesi, dan Papua.

“Hilangnya hutan di Kalimantan menjadi ancaman yang cukup serius bagi jenis ini kawasan berhutan sebagai habitat utamanya,” katanya.

Gaveu et al pada tahun 2014 melaporkan sekitar 168,493 km2 atau lebih dari 30 persen hutan di pulau Kalimantan telah hilang selama kurun waktu 1973 sampai 2010.

Penjual Martabak di Wamena yang Selamat dari Kerusuhan, Asal Tegal & Sempat Dijamin Warga Jayapura

Menurut Amir, hilangnya kawasan hutan menjadi ancaman serius untuk jenis-jenis yang mungkin belum dideskripsikan.

"Bisa saja begitu terdeskripsikan saat itu juga diketahui sebagai jenis yang terancam punah. Atau mungkin populasi tersebut adalah populasi terakhir, mengingat sudah tidak ada hutan lagi yang cukup bagus," kata dia.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved