Berita Boyolali Terbaru
Bocah Tewas Korban Tabrak Lari di Boyolali Edi Yulianto Dikenal Sebagai Sosok yang Penurut
Seorang anak korban tewas tabrak lari, Edi Yulianto atau akrab disapa Edi (13) dikenal sebagai sosok yang penurut dan suka membantu jualan ibunya.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Garudea Prabawati
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Seorang anak korban tewas tabrak lari, Edi Yulianto atau akrab disapa Edi (13) dikenal sebagai sosok yang penurut dan suka membantu jualan ibunya, Wahyuni (50).
Sebelumnya kematian Edi Yulianto viral di sosial media, usai akun @NurSaid.
Postingan soal tabrak lari dengan meminta pertanggungjawaban itu diunggah oleh akun @NurSaid pada postingan Jumat (4/10/2019).
Lantas hari ini Sabtu (5/10/2019) postingan tersebut disebarkan berantai, sehingga viral di antaranya di media sosial Instagram melalui akun bernama @boyolalikita.
Dalam postingannya @NurSaid langsung menyebutkan agar sopir truk yang menyerempet bocah 13 tahun meminta maaf pada keluarga.
Sosok yang penurut
Kakak Kandung Edi, Tri Haryanto mengatakan, almarhum merupakan sosok penurut bila dibandingkan lima saudaranya yang lain.
"Ya, almarhum itu anak terakhir dari enam bersaudara dan kalau dalam keluarga dia paling nurut sendiri," terang pria yang akrab disapa Tri itu kepada TribunSolo.com, Minggu (6/10/2019).
"Kalau disuruh orang yang lebih tua, (almarhum) langsung mau," imbuhnya membeberkan.
Tri menambahkan, anak dari pasangan Mujiono (55) - Wahyuni itu juga senang membantu ibunya berjualan soto di rumah seusai pulang sekolah.
• Unilever Hadirkan Es Krim Murah, Harganya Rp 2.000 hingga Rp 3.000, Hadapi Resesi?
• Ammar Zoni Makamkan Sendiri Jenazah Bayi Kembarnya, Irish Bella Masih Syok dan Sedih
"Iya, ibu belum lama ini punya warung kecil-kecilan di rumahnya yang berada di Plumutan RT 05/ RW 01, Dukuh Banyudono, Boyolali," tutur Tri.
"Nama warung sotonya itu, Soto Sapi Ibu Wahyuni," imbuhnya.
Penghasilan ibunya, lanjut Tri, tidak pasti tiap hari dapat berapa karena warungnya yang kecil.
"Sebelum jualan soto, ibu kerja di sebuah warung sate," kata Tri.
Tri mengungkapkan bapaknya, Mujino hingga kini masih bekerja sebagai pekerja bangunan.
"Tiap minggunya berpenghasilan Rp 600.000,-," tutur Tri.
"Bapak sudah bekerja itu lama sekitar 10 tahunan lebih," imbuhnya membeberkan.
Sebelumnya diberitakan, seorang saudara Edi, Nur Said berkisah ke sebuah akun facebook soal peristiwa tabrak lari yang menewaskan almarhum.
Almarhum tercatat sebagai murid kelas 6 di SD Negeri Dukuh I Plumutan, Kecamatan Banyudono, Boyolali.
Nur Said menceritakan, Edi tewas usai ditabrak lari sebuah truk di perempatan Selondono, Pengging sekira pukul 15.00 WIB
Nur Said bahkan berharap itikad baik pelaku yang tak lain adalah sopir bus untuk bertemu keluarga korban, paling tidak minta maaf karena sudah menghilangkan nayawa Edi walaupun tidak sengaja.
Tri membenarkan cerita tersebut, namun ia tidak bisa menerangkan lebih lanjut soal kronologi kecelakaan itu.
• Ammar Zoni Makamkan Sendiri Jenazah Bayi Kembarnya, Irish Bella Masih Syok dan Sedih
"Bukannya tidak mau, masalahnya saya kurang tahu gimana kronologinya," tutur Tri.
Tri mengatakan, pihak keluarga telah melaporkan kejadian kecelakaan ini kepada pihak kepolisian.
"Kalau laporan sudah, (petugas kepolisian) langsung setelah kejadian sudah diolah TKP juga," terang
"Ya, keluarga juga masih nunggu kabar lanjutan dari pihak kepolisian," imbuhnya membeberkan.
Tri menuturkan, pihak keluarga tidak menuntut apa-apa kepada pelaku.
"Kami hanya ingin tanggung jawabnya, saja," tutur Tri.
(*)