Tak Banyak yang Tahu Ternyata Nama Malioboro di Yogyakarta Berasal dari Nama Penjajah Inggris
Bahkan di Twitter pada hari Senin tanggal 10 Oktober 2019 ini, #HUT263Jogja menjadi trending topic nomor 1 di Indonesia.
Ada pula jalan yang telah diganti dengan nama seorang pahlawan revolusi terkenal.
Tetapi tak ada orang yang pernah menyebut nama jalan baru itu.
Akhirnya nama baru itu dicabut dan digunakan untuk memberi nama jalan di Kota Baru dan nama jalan yang lama itu dibiarkan.
Umumnya rakyat kebanyakan jarang-jarang pergi ke Kota Baru.
Hanya beberapa nama baru saja yang dapat diterima dengan segera oleh rakyat.
Misalnya Jl. Tugu Kidul yang diganti dengan Jl. P. Mangkubumi, Tugu Kulon dengan Jl. P. Diponegoro, Gandalayu dengan Jl. Jendral Sudirman dan sebagainya, meskipun tidak menggunakan akhiran “an", tetapi nama itu merupakan nama khas Jawa, jadi didengar sudah enak, lagi pula nama-nama itu asalnya juga dari situ.
Ada sebuah jalan yang diganti dengan nama seorang pahlawan revolusi dan yang segera dapat diterima oleb rakyat, yaitu Pacinan diganti dengan Jl. Jendral A. Yani.
• Pria di Gresik Bangun Tidur Langsung Bacok Menantu Hingga Tewas dan Bacok Istri Hingga Kritis
Kalau dulu mestinya nama itu menjadi A. Yanen.
Adapun jalan Malioboro yang menjadi tersohor itu, dulu berasal dari namanya seorang bangsa Inggris, ketika tanah air kita diduduki oleh Inggris dari tahun 1811 - 1813, yaitu Marl Borough.
Karena mengucapkan nama tersebut sukar sekali bagi orang-orang Jawa, maka kemudian diambil gampangnya saja menjadi Malioboro.
Selain itu semua ada juga kelompok-kelompok orang asing yang diberi tempat kediaman tetap, seperti sayid dan orang-orang Cina, dan nama tempat tinggal mereka disebut Sayidan dan Pacinan.
Yang akhir tadi sudah diganti nama baru.
Orang-orang Belanda yang menetap di daerah Yogya juga tidak sedikit. Buktinya ada beberapa kampung yang disebut dengan nama seperti: Ngebaraman dari nama Bram, Nglamersan dari Lamers, Kleringan dari Klering, dan Ledok Ratmakan dari ledok (lembah) tempat tinggalnya Ratmakers.
Begitu masih banyak lagi.
(Intisari-Online.com/Mentari DP)