Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Viral Solo

Kisah 'Romantis' Kekek Nenek Penjual Bakso Keliling Solo, Kayuh Gerobak Belasan Km, Dapat Rp 50 Ribu

Ada kisah menyentuh hati dari pasutri penjual bakso kuah di Solo yang lansia atau kakek-nenek bernama Slamet Parmin Hadiwiyono (78) dan Painem (60).

Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Adi Surya - Tangkapan layar IG @saiff_food
Slamet Parmin Hadiwiyono (78) sedang melihat gerobak dagangannya yang terparkir di halaman rumahnya, Kenteng Baru RT 02 RW 07, Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Minggu (13/10/2019). Parmin bersama istrinya berkeliling menjejakan dagangannya. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Ada kisah menyentuh hati dari pasangan suami istri (pasutri) penjual bakso kuah di Solo yang sudah lanjut usia (lansia) atau kakek-nenek bernama Slamet Parmin Hadiwiyono (78) dan Painem (60).

Meski usia senja, Parmin dan Painem gigih dalam berjualan seperti terekam dalam berbagai video dan foto yang disebarkan netizen dan sejumlah akun di media sosial (medsos) sehingga kemudian viral.

Bahkan jika 'romantisnya' pasutri itu saat berjualan membuat iri, karena Parmin di depan mengayuh sepeda yang dimodifikasi dengan gerobak, sementara Painem duduk di belakangnya menemani suami tercintanya.

TribunSolo.com mencoba mendatangi rumahnya di Kenteng Baru RT 02 RW 07, Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo.

Di rumah yang sederhana dan bersekat triplek itu, kakek dan nenek itu tinggal bersama seorang cucunya, Rifa'i (18).

Parmin dan Painem telah menempati rumah itu sejak tahun 1993, dan dirumah inilah mereka mulai memutuskan untik berjualan bakso kuah bersama-sama sejak menua bersama.

Mereka biasa berjualan di kawasan SD Kanisius Semanggi II, SD Al-Fajar Semanggi, dan Kantor Majelis Tafsir Alquran (MTA) Semanggi.

"Kami berputar-putar paling jauh di kawasan Alun-Alun Kidul Keraton Solo, Gladag, Balaikota, terkadang sampai Pasar Gedhe," tutur Painem.

Painem mengatakan, saat berjualan keduanya akan berusaha untuk mendatangi titik-titik keramaian.

Kayuh Gerobak Belasan Km

Bahkan 'dua sejoli' itu bisa mengayuh sepeda bergerobaknya itu sejauh belasan kilometer setiap hari.

"Kalau ada keramaian di Pasar Gedhe, terlebih saat ada banyak lampion, bisa pulang jam 11 malam, kadang ya jam 5 sore, kalau jualan di alun-alun biasa jam 10 malam," terang Painem.

Parmin menambahkan, mereka tidak akan mengayuh sepeda jauh-jauh bila kondisi fisik kurang sehat.

"Kalaupun jualan, gak jauh-jauh jualannya," tutur Parmin.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved