Pencabulan 7 Bocah oleh Oknum Guru Ngaji di Jaktim Terungkap Usai Korban Mengeluh Sakit saat Kencing
FS alias AI terduga pelaku pencabulan tujuh bocah perempuan kini masih menjalani pemeriksaan di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Metr
TRIBUNSOLO.COM - FS alias AI terduga pelaku pencabulan tujuh bocah perempuan kini masih menjalani pemeriksaan di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Metro Jakarta Timur.
Pelayanan Masyarakat RW tempat korban tinggal, Bambang Purwanto (55) mengatakan AI diamankan pada Jumat (18/10/2019) sekira pukul 22.00 WIB memang dikenal dengan anak-anak.
Merujuk keterangan lima korban yang sempat ditemuinya, AI diketahui selalu memberikan sejumlah uang usai mencabuli para korban di rumahnya.
• Jadi Korban Pencabulan hingga Hamil 8 Bulan, Siswi SMP Ini Sembunyikan Kandungan dengan Hijab Besar
"Jumlahnya bervariasi, ada yang Rp 5 ribu, Rp 10 ribu, Rp 40 ribu. Beberapa korban ada yang mengaku lebih dari satu kali dicabuli," kata Bambang di Jatinegara, Jakarta Timur, Sabtu (19/10/2019).
Uang tersebut diduga jadi modus AI agar para korbannya yang masih murid SD tak melapor perbuatan kejinya dan melawan saat dicabuli.
Bambang menuturkan tujuh korban pencabulan AI memang berasal dari keluarga yang secara ekonomi menengah ke bawah.
"Namanya anak-anak senang jajan, jadi kalau dikasih duit ya pasti dekat sama yang ngasih duit. Apalagi orang tua korban ini sibuk kerja semua," ujarnya.
AI yang berprofesi sebagai guru mengaji bagi ibu-ibu di di wilayah Kecamatan Jatinegara diduga mencabuli sejumlah korbannya sejak bulan Juli 2019.
Namun aksinya baru diketahui awal bulan Oktober 2019 kala satu korban berinisial MA mengeluhkan sakit saat buang air kecil.
"Dari anaknya sendiri masih takut cerita. Tapi keterangannya mereka sering dicabuli bulan Agustus lalu. Kalau korban yang baru lapor kemarin bilangnya baru pertama dicabuli," ujarnya.
Secara ekonomi, Bambang menilai taraf hidup AI membaik saat dia mulai menjadi guru mengaji bagi ibu-ibu beberapa waktu terakhir.
Sebelum jadi guru mengaji, AI mencari nafkah dengan mencari mengumpulkan kardus bekas lalu jadi pegawai di tempat Ruqyah.
"Ya bisa dibilang semenjak jadi guru mengaji itu ekonominya membaik. Dia bukan warga saya, makannya pas semalam polisi nangkap koordinasinya enggak hanya dengan RW saya saja," lanjut Bambang.
Lantaran baru digelandang ke Mapolrestro Jakarta Timur sekira pukul 24.00 WIB, hingga sore ini para korban AI belum bisa ditemui.
Didampingi orang tuanya dan tim pengacaranya, para korban memberi keterangan terkait petaka yang menimpa mereka.
• Bocah 8 Tahun Dicabuli Pria 42 Tahun, Korban Sambil Menangis: Dia Pernah Cium Aku