Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pesilat Cilik PSHT Sragen Tewas

Tewasnya Pesilat Cilik, Ketua PSHT Sragen: Tidak Sengaja, Mungkin Mental Siswa Kurang Siap

Ketua Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Sragen, Jumbadi, mengakui peristiwa naas yang menewaskan anggotanya saat latihan baru kali pertama terjadi

Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
Tangkapan layar Tribun Jateng TV
Ilustrasi. Ribuan atlet pencak silat PSHT lakukan latihan bersama di lapangan Bhayangkara Akpol, Minggu (5/7/2018). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Ketua Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Sragen, Jumbadi, mengakui peristiwa naas yang menewaskan anggotanya saat latihan baru kali pertama terjadi.

"Baru sekali itu (terjadi), terus makanya saya sudah bilang sebelum kejadian (kami) sudah antisipasi kepada teman-teman," aku Jumbadi kepada TribunSolo.com, Selasa (26/11/2019).

"(Dengan) memberikan pelatihan juga, memberikan saran-saran, penjelasan-penjelasan, penyuluhan di ranting-ranting dalam sarasehan," imbuhnya membeberkan.

Jumbadi menuturkan peristiwa yang menewaskan salah seorang anggotanya, MA (13) tidak ada unsur kesengajaan.

Curhat Pilu Ngatiyem, Ibu Pesilat Cilik PSHT yang Tewas Saat Latihan : Andai Pesan itu Bisa Diulang

"Mungkin kebetulan, tidak sengaja, kebetulan mungkin siswa mentalnya kurang siap atau mungkin punya kelainan, itu kan tidak tahu," tutur Jumadi.

Jumbadi tidak menampik olahraga pencak silat berisiko tinggi, termasuk risiko kematiannya.

"Risikonya tetap tinggi karena (bisa) membuat/menghilangkan nyawa orang, risikonya juga tinggi," ujar Jumbadi.

Jumbadi mengungkapkan pengurus PSHT akan mengadakan pertemuan dalam waktu dekat ini.

"Saya sudah merencanakan dalam waktu dekat akan mengadakan pertemuan pengurus dan ranting-ranting," ungkap Jumbadi.

Ayah dari Pesilat Cilik PSHT yang Tewas saat Latihan di Gemolong Sragen Ikhlas, Ini Ungkapan Hatinya

"Ranting biar memberikan juga, mengadakan sarasehan dengan pelatih-pelatihnya nanti," tambahnya.

Jumbadi berharap kejadian seperti ini tidak terulang di waktu mendatang.

"Ini pengalaman yang terakhir sajalah, kedepan lebih berhati-hati, lebih waspada, lebih ditingkatkan dalam memberikan latihan-latihan," harap Jumbadi.

"Terutama kalau mau latihan doa yang betul, terus menanyakan ke siswa, misalnya sudah makan belum, ada yang badannya merasa sakit tidak, ada yang mempunyai penyakit bawaan tidak," imbuhnya.

Jumbadi menuturkan itu juga diimbangi dengan keterbukaan siswa dalam mengutarakan kondisinya kepada pelatih.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved