Penderita HIV/AIDS di Tertinggi Kedua Di Jawa Timur, Inilah Penyebabnya
Angka tersebut menjadi angka tertinggi kedua di Jawa Timur setelah Surabaya
TRIBUNSOLO.COM - Tingginya angka orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Kota Malang membuat kasus ini menjadi perhatian utama menjelang Hari AIDS sedunia yang jatuh pada 1 Desember 2019.
Dari data yang dihimpun SURYAMALANG.COM yang dilansir Tribunsolo.com, sejak tahun 2005 secara kumulatif telah ada 4000 yang menderita HIV/AIDS di Kota Malang.
• Angka Penderita HIV/AIDS di Kota Malang Capai 4 Ribu Orang, Pemerintah Fokuskan Pendampingan
• Setengah Tahun Berpulangnya Ibu Ani, SBY Aktifkan IG Ibu Ani & Nyanyikan
Pada tahun 2019, jumlah ODHA mencapai 333 orang dari 8300 orang yang melakukan pemeriksaan.
Angka tersebut menjadi angka tertinggi kedua di Jawa Timur setelah Surabaya.
Rica Wanda, Focal Point Jaringan Indonesia Positif (JIP) Kota Malang menyampaikan, bahwa konseling yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Malang harus lebih dimaksimalkan lagi.
Agar pelayanan yang diberikan kepada ODHA bisa lebih maksimal, terutama dalam segi emosional.
Hal itulah yang perlu untuk dilakukan penguatan agar nantinya angka penderita HIV/AIDS di Kota Malang bisa lebih ditekan.
"Karena layanan itulah yang menguatkan mereka. Melalui konseling secara internal dan kedekatan emosional. Jadi bukan hanya mendampingi saja," ucapnya.
Selain itu, dia juga meminta agar pihak-pihak terkait terutama Pemerintah Kota Malang juga lebih gencar lagi untuk melakukan sosialisasi-sosialisasi kepada masyarakat.
Seperti mengajak ODHA agar lebih sering mengkonsumsi obat Antiretroviral (ARV).
Kata Rika, saat ini banyak ODHA yang mengabaikan minum ARV karena merasa dirinya sehat.
Agar hal itu tidak terjadi, konseling itulah yang perlu untuk dikuatkan.
"Intinya itu jangan sampai stop obat. Saat ini kita tahu banyak ODHA ngambil ARV ke puskesmas atau Rumah Sakit. Tapi kita tidak tau ARV itu nantinya diminum atau tidak?. Itu yang saya kira harus jadi perhatian khusus," ucapnya.
Selain menyoroti tentang pelayanan, Rika juga meminta kepada seluruh lapisan masyarakat agar tidak melakukan diskriminasi terhadap ODHA.
Terutama diskriminasi terhadap anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah.