Acara Malam Tahun Baru di Solo
Imbauan Wali Kota Solo Rudy Tak Didengar, Ada Warga yang Tetap Nyalakan Kembang Api di Plasa Manahan
Meskipun sebelumnya sudah dilarang Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, sejumlah warga tetap menyalakan kembang api selama CFN di kawasan Manahan.
Penulis: Ryantono Puji Santoso | Editor: Asep Abdullah Rowi
Momen-momen dibunyikannya sirine membuat suka cita dan kegembiraan warga di sepanjang Jalan Slamet Riyadi pecah.
Sejumlah warga spontan mengucapkan 'Happy New Years' ataupun 'Selamat Tahun Baru'.
Beberapa dari mereka tak lupa untuk berswafoto di momen pergantian tahun.
Tak terkecuali bagi Agung Suprapto, seorang warga asal Grobogan, Jawa Tengah.
Ia mengapresiasi pembunyian sirine sebagai tanda pergantian tahun.
"Itu tidak masalah karena dapat mengurangi resiko atraksi kembang api, terlebih lagi banyak kejadian-kejadian yang disebabkan kembang api," ujar Agung.
"Sekaligus, meningkatkan keselamatan di malam tahun baru ini," imbuhnya membeberkan.
Namun, masih ada sejumlah warga yang menyayangkan atas peniadaan atraksi kembang api saat peringatan momen tahun baru.
Salah satunya, Tri Aulia, seorang warga Sukoharjo yang hadir dalam peringatan tersebut.
Tri merasa peringatan tahun baru di Solo tahun ini kurang meriah tanpa adanya kembang api.
"Lebih meriah tahun kemarin," ujar Tri kepada TribunSolo.com, Rabu (1/1/2020) dini hari.
"Ini rasanya kurang meriah, tidak ada kembang apinya, padahal itu yang ditunggu anak-anak, tahun ini cuma sirine tidak tahu kenapa," imbuhnya membeberkan.
Tri merasa keberadaan atraksi kembang api membuat peringatan tahun baru menjadi lebih 'hidup'.
"Kemarin selain ada sirine juga ada kembang api, kalau sekarnag cuma sirine tidak ada kembang api," ucap dia
"Kembang api yang adapun cuma milik perorangan, bukan dari pemerintah seperti kemarin, yang dari pemerintah itu boom (meriah) langsung meledak," tambahnya.
