Berita Soloraya Populer: Pria di Sukoharjo Klaim KWK hingga Henry Indraguna Siap Pisah dari PDIP
Rangkuman berita lokal Soloraya terpopuler TribunSolo.com, Minggu (20/1/2020): pria klaim Kidung Wahyu Kalaseba hingga Henry Indraguna siap pisah.
TRIBUNSOLO.COM - Berikut rangkuman berita lokal di Soloraya yang terpopuler di TribunSolo.com, Minggu (/1/2020).
Simak selengkapnya di bawah ini:
Henry Indraguna Ingin Pemimpin yang Bisa Ubah Sukoharjo
Bakal calon bupati (bacabup), Henry Indraguna, mengaku siap 'berpisah' dengan PDI Perjuangan setelah keputusan rekomendasi partai untuk Pilkada Sukoharjo 2020 keluar.
Perpisahan yang akan diambil pria yang akrab dengan slogan 'kowe meneh kowe meneh' itu bukan tanpa alasan.
Itu akan dilakukannya apabila rekomendasi partai turun kepada bakal calon lain, yakni Etik Suryani-Agus Santosa (EA), dan Purwadi-Indra Surya (Purwa-Surya).
"Hingga hari ini saya tetap taat dan patuh menunggu keputusan rekomendasi dari DPP PDI Perjuangan," ujar dia, Sabtu (18/1/2020).
"Akan tetapi bila rekomendasi turun atas nama EA atau Purwa Surya maka demi kepentingan rakyat Sukoharjo saya akan melawan dengan segala cara," imbuhnya membeberkan.
Henry menilai keempat bakal calon tersebut tidak berkompeten untuk memimpin Kota Makmur.
"Itu lelucon bagi saya karena sudah saatnya Sukoharjo mendapatkan pemimpin yang bisa mengubah Sukoharjo, tidak hanya begitu-begitu saja," tutur dia.
KPU Sragen Resmikan Maskot Pilkada Sragen
Komisi Pemilihan Umum (KPU) meresmikan maskot Pilkada Sragen 2020 di Alun-alun Sasono Langen Putro, Minggu (19/1/2020).
Ketua KPU Kabupaten Sragen, Minarso menyampaikan maskot kali ini berwujud boneka Gading Gajah.
Nama maskotnya Si Raden.
Raden singkatan dari suara demokrasi Sragen.
Dipilihnya simbol ini karena ada gading gajah purba di Sangiran, Sragen bisa dikenal oleh dunia Internasional.
"Launching ini juga merupakan bentuk sosialisasi KPU Sragen dan tanda dimulainya tahapan Pilbup 2020."
Pria Asal Sukoharjo Klaim Tembang Kidung Wahyu Kalaseba
Tembang Kidung Wahyu Kalaseba (KWK), sangat familiar di telinga masyarakat, khususnya masyarakat Jawa.
Kidung ini sering dibawakan di berbagai acara, seperti hajatan, pengajian, dan acara kebudayaan lainnya.
Namun siapa sangka, lagu ini diklaim oleh pria asal Desa Karangwuni, Kecamatan Weru, Sukoharjo, bernama Sri Narendra Kalaseba.
Menurutnya, proses pembuatan lagu ini ia selesaikan selama sembilan tahun, dari 2004 hingga 2012.
"KWK saya ciptakan memakan waktu 9 tahun, karena selama berbulan-bulan, saya pernah hanya sanggup menciptakan satu larik syair saja."
"Namun lama-lama saya punya tekad kuat, KWK harus selesai," katanya saat ditemui di kediamannya, Sabtu (18/1/2020).
Pada Juli 2014, KWK untuk pertama kalinya dirilis di Taman Budaya Solo (TBS).
"Waktu itu yang me-launching Mas Andi Zate dan Mas Mamank Zhe, keduanya seniman, namun saya waktu itu tidak bisa hadir karena sibuk," jelasnya.
Bakal Cawabup Merasa Tak Dianggap
Bakal Calon Wakil Bupati (Cawabup) Sukoharjo yang mendaftar melalui DPD PDI-P Jawa Tengah (Jateng), Indra Surya (yayak) menanggapi pernyataan Sekretaris DPC PDI-P Sukoharjo, Wawan Pribadi, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, pendaftaran bakal calon di DPC beberapa waktu lalu tidak cukup terbuka, dan hanya membuahkan satu bakal pasangan calon (Paslon) yang maju.
"Jika yang mendaftar di DPD tidak dianggap, itu tahu struktur organisasi, tegak lurus atau tidak."
"Di DPC jika hanya mendaftar cuma satu pasang saja, harusnya dipertpanjang, tapi fakta realnya seperti apa," katanya Yayak kepada TribunSolo.com, Minggu (19/1/2020).
Mantan PJ Bupati Pati itu mengatakan, jika satu kader lama DPC PDI-P Sukoharjo, yang juga Wakil Bupati Sukoharjo saat ini, Purwadi, juga tidak mengetahui mengenai pembukaan pendaftaran itu.
"Pak purwadi aja tidak tau ada pembukaan pendaftaran, padahal dia kader dan ketua ranting cabang."
"Oleh karena itu, kita mendaftar di DPD yang membuka pendaftaran yang lebih terbuka," jelasnya.
Henry Indraguna Siap Pisah dari PDI-P
Bakal Calon Bupati (bacabup), Henry Indraguna siap 'pisah' dengan PDI Perjuangan setelah keputusan rekomendasi partai untuk Pilkada Sukoharjo 2020 keluar.
Perpisahan yang akan diambil pria yang akrab dengan slogan 'kowe meneh kowe meneh" itu bukan tanpa alasan.
Itu akan dilakukannya apabila rekomendasi partai turun kepada bakal calon lain, yakni Etik Suryani - Agus Santosa (EA), dan Purwadi - Indra Surya (Purwa Surya).
"Sampai hari ini saya tetap taat dan patuh menunggu keputusan rekomendasi dari DPP PDI Perjuangan," ujar dia, Sabtu (18/1/2020).
"Akan tetapi bila rekomendasi turun atas nama EA atau Purwa Surya maka demi kepentingan rakyat Sukoharjo saya akan melawan dengan segala cara," imbuhnya membeberkan.
Henry menilai keempat bakal calon tersebut tidak berkompeten untuk memimpin Kota Makmur.
"Itu lelucon bagi saya karena sudah saatnya Sukoharjo mendapatkan pemimpin yang bisa merubah Kota Sukoharjo, tidak hanya begitu-begitu saja," tutur dia.
(*)