Berita Boyolali Terbaru
'Hobi' Tambal Jalan Rusak, Surdadi Asal Boyolali Inisiatif Cari Batu dan Pasir Sendiri
Warga RT 12/RW 3 Dukuh Klego, Desa Klego, Kecamatan Klego, Surdadi (49) yang 'hobi' menambal jalan rusak mengeluarkan modal sendiri.
Penulis: Ryantono Puji Santoso | Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ryantono Puji Santoso
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Warga RT 12/RW 3 Dukuh Klego, Desa Klego, Kecamatan Klego, Surdadi (49) yang 'hobi' menambal jalan rusak mengeluarkan modal sendiri.
Surdadi menambal jalan rusak bermodalkan batu dan pasir yang dia cari sendiri dan ditaruh di dua wadah seukuran ember yang terbuat dari Bambu.
"Saya nambal jalan gini inisiatif sendiri, karena tidak ingin ada yang terpeleset atau jatuh," katanya.
• Kisah Surdadi Asal Boyolali yang Hobi Tambal Jalan sejak 2013, Hanya Bermodal Sepeda Ontel
Dua wadah itu diangkat dengan sepeda onthel berkeliling.
Setelah menemukan jalan rusak dia kemudian menata batu di lubang jalan rusak tersebut dan menambahkan pasir.

Untuk wilayah Juwangi Surdadi mengaku sudah menambal 6 kilometer lebih dari Pilangrejo sampai Kalimati.
Sementara, Pilangrejo sampai Kayenbaru dia sudah menambal jalan sepanjang 3 kilometer (km).
Saat menambal jalan rusak ini dia juga membawa wadah kecil untuk mengumpulkan pemberian dari pengguna jalan.
"Sekalian mencari rezeki," papar Surdadi.
• Perjuangan Surdadi yang Hobi Tambal Jalan di Boyolali, Hidupi 4 Anak dari Kerja Serabutan
Dia menghidupi empat anaknya tersebut dari bekerja serabutan dan menambal jalan rusak.
Niatnya memang mulia mencari jalan rusak kemudian menambalnya dengan batu.
Setelah itu, menerima pemberian sukarela dari orang-orang yang melintas di jalan yang ia tambal.
Di balik kisahnya yang 'hobi' menambal jalan, Surdadi teryata memiliki tanggungan empat anak.
Dari kerja kerasnya dua anaknya lulus SMA dan satu anak lulus SMP.
• Cerita Sahabat tentang Mantan Caleg Boyolali yang Tabrakan Diri ke Kereta: Tak Pernah Curhat Masalah
Sementara, masih ada satu anaknya yang bersekolah di bangku SD saat ini masih mengenyam bangku pendidikan.
Soal anaknya yang hanya lulus SMP yakni lantaran kasihan pada ekonomi orangtuanya.
Anaknya tersebut akhirnya memilih tidak meneruskan sekolah.
"Yang SMP liat orangtuanya enggak punya (biaya) jadi gak dilanjutkan (sekolahnya)," kata Surdadi, Jumat (31/1/2020).
"Saya kerja serabutan dan juga menambal jalan," kata Surdadi.
• Esemka Pabrikan Boyolali Dipakai Jadi Mobil Dinas Pemkot Semarang, Berikut Ini Penampakannya
Namun menurut dia, selama merawat anak-anaknya, ia sudah melakukan hal yang terbaik.
Prinsipnya, mendapatkan rezeki yang halal untuk keluarga.
Pihaknya bercerita, pernah juga mengajak keluarganya untuk menambal jalan bersama namun tidak sering.
"Pernah mengajak keluarga juga ikut menambal jalan," kata Surdadi, Jumat (31/1/2020).
Surdadi menambal jalan setiap lima hari sekali mulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB.
• Mantan Caleg Boyolali yang Tabrakkan Diri ke Kereta di Rel Flyover Manahan Solo Dikenal Sosok Ramah
Penghasilannya tidak tentu bisa mulai Rp 20 ribu sampai Rp 50 ribu tergantung jumlah pemberian orang.
Banyak yang memberikan uang receh dan uang lembaran Rp 2 ribu sampai 10 ribu saat di jalan.
"Berapa hasilnya diterima karena mencari barokahnya," kata Surdadi.
Walaupun kemampuan ekonominya terbatas, Surdadi (49) warga RT 12 RW 3 Dukuh Klego, Desa Klego, Kecamatan Klego memiliki niat yang mulia.
Dia mengaku setiap lima hari sekali mencari jalan yang rusak di wilayah Boyolali untuk ditambal dengan batu.
• Begini Kondisi Tubuh Pria Juwangi Boyolali yang Bunuh Diri Dilindas Kereta di Rel Flyover Solo
Terbukti, walaupun rumahnya di wilayah Kecamatan Klego, Surdadi diketahui menambal jalan rusak di wilayah Kecamatan Juwangi, Boyolali.
Padahal jarak antara Kecamatan Klego ke Kecamatan Juwangi ada sekitar 27 kilometer (km).
"Saya awalnya mulai nambal jalan rusak seperti ini sejak tahun 2013," papar Surdadi, Jumat (31/1/2020).
Pertama dia menambal dari wilayah lingkungannya. (*)