Begini Curhatan PKL di Kawasan Manahan Solo yang Pasrah Tak Boleh Berjualan Selama Piala Dunia U-20

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Sinyal penataan pedagang kaki lima (PKL) di kawasan luar pagar Stadion Manahan Solo menyeruak.

Sinyal itu muncul setelah Stadion Manahan Solo terpilih menjadi satu di antara enam stadion penyelenggara Piala Dunia U-20 pada 24 Mei 2021 sampai 12 Juni 2021.

Apalagi, kawasan di luar pagar Stadion Manahan masuk dalam ring tiga yang harus steril.

Seorang PKL, Muhammad Natsir (64) mengaku pasrah dan akan mengikuti segala keputusan Pemkot Solo.

"Kalau saat piala dunia mau ada penataan lagi di sini, tentunya ikut-ikut saja, selama itu baik dan diberikan tempat yang layak tidak masalah," ujar Natsir kepada TribunSolo.com, Selasa (4/2/2020).

• Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Penataan PKL di Sekitar Stadion Manahan Tunggu Instruksi Wali Kota

• FIFA dan PSSI Beri Catatan soal Stadion Manahan Solo yang Bakal Jadi Venue Piala Dunia U-20

"Apalagi kita itu kan sebagai PKL, mengikuti apa yang diputuskan saja," imbuhnya membeberkan.

Natsir berharap nasib PKL tidak terkatung-katung saat gelaran Piala Dunia U-20 dihelat.

• Ketum Pasoepati Ingin Persis Solo Berkandang di Stadion Manahan sebelum Jadi Venue Piala Dunia U-20

• Stadion Manahan Resmi Jadi Venue Piala Dunia U-20, Vijaya Fitriyasa: Bagus untuk Persis Solo

"Penyelenggaraan Piala Dunia kelihatannya hampir satu bulan, masak nunggu sampai itu selesai," tutur dia.

"Segera cari solusinya, cari tempatnya," tambahnya.

Namun, Natsir sampai sekarang tidak tahu menahu tempat yang sudah disiapkan Pemkot Solo.

"Sampai sekarang, kami belum tahu akan ditempatkan di mana," tutur dia.

"Harapan tempatnya strategis untuk jualan, apalagi para penjual disini menggantungkan hidup dari hasil jualan mereka," tambahnya.

Harus Bebas dari PKL

Sebelumnya, stadion Manahan Solo ditunjuk menjadi satu di antara enam stadion penyelenggara Piala Dunia U-20.