Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Inilah Masalah yang Bisa Muncul jika Formula E Jakarta Tetap di Monas, Ini Kata Pengamat Tata Kota

Pemprov DKI menyiapkan lintasan sepanjang 2,6 kilometer di kawasan Medan Merdeka, mencakup Monas.

(Kompas.com/Alsadad Rudi)
Acara pengumuman resmi Jakarta sebagai salah satu tuan rumah seri balap Formula E pada 2020, di kawasan Monas, Jumat (20/9/2019). 

TRIBUNSOLO.COM - Terkait berbagai polemik yang muncul, pemerintah pusat melalui Komisi Pengarah Pembangunan Kawasan Medan Merdeka akhirnya menyetujui penggunaan kawasan Monas untuk arena balap Formula E.

Diketahui dalam surat tertanggal 7 Februari itu ditandatangani langsung oleh Menteri Sekretariat Negara Pratikono selaku Ketua Komisi Pengarah Pembangunan Kawasan Medan Merdeka.
Surat tersebut ditujukan langsung kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Setelah mendapat persetujuan dari pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi DKI tentu lebih leluasa mempersiapkan arena balap untuk seri Jakarta yang dijadwalkan dihelat 6 Juni mendatang.
Pemprov DKI menyiapkan lintasan sepanjang 2,6 kilometer di kawasan Medan Merdeka, mencakup Monas.

Rute yang dipakai melintasi Jalan Medan Merdeka Selatan, Jalan Silang Merdeka Tenggara, masuk ke dalam kawasan Monas, memutari Jalan Titian Indah di dalam Monas, menuju Jalan Silang Merdeka Barat Daya, dan berakhir kembali di Jalan Medan Merdeka Selatan.

Dengan demikian, sebagian arena balap berada di dalam kawasan Monas.

Sebagai informasi, sebagian lapangan di dalam kawasan Monas merupakan area konblok.

Padahal, arena balap mobil jalanan seperti Formula E biasa menggunakan aspal.

Pengamat Tata Kota, Yayat Supriyatna, mengkhawatirkan lapangan konblok Monas nantinya akan diubah menjadi aspal.

Jika itu dilakukan, ia khawatir fungsinya untuk resapan air akan hilang.

"Dikhawatirkan ada paving blok di sekitar halaman Monas yang nantinya akan diaspal. Kalau sampai itu terjadi tentu tidak boleh karena resapan air," kata Yayat saat dihubungi Kompas.com, Senin (10/2/2020).

Mobil-mobil listrik yang tiba di Monas dari jenis BMW i8 roadster, e-blue bird BYD E6, gesits, selis, dan mobil listrik dari ITS, Jumat (20/9/2019)
Mobil-mobil listrik yang tiba di Monas dari jenis BMW i8 roadster, e-blue bird BYD E6, gesits, selis, dan mobil listrik dari ITS, Jumat (20/9/2019)(KOMPAS.COM/RYANA ARYADITA UMASUGI)

Setneg Izinkan Formula E di Kawasan Monas Setelah Sempat Melarang, Begini Penjelasannya

Selain khawatir ada perubahan konbok di dalam Monas, Yayat khawatir pengunaan Jalan Medan Merdeka juga akan menuai konflik kepentingan dengan penguna jalan.

Yayat yakin penutupan nantinya tidak hanya akan terjadi ketika balapan digelar, tetapi juga saat uji coba sirkuit.

"Monas itu ada wilayah kantong bisnis, ada pusat pemerintahan dan jasa. Jadi, kalau ada penutupan jalan tentunya menimbulkan implikasi berat," ujar Yayat.

Menurut Yayat, keinginan Pemprov DKI menyelenggarakan balap Formula E di Monas lebih disebabkan kawasan tersebut cukup menjual dari sisi marketing.

Sebab, Monas adalah ikon Kota Jakarta.

Padahal, ia menilai ada beberapa kawasan lain di Jakarta yang lebih ideal tanpa harus banyak melakukan perubahan dan mengganggu pengguna jalan saat masa persiapan dan penyelenggaraan.

Ia mencontohkan Kemayoran, Ancol, ataupun kawasan Gelora Bung Karno.

Khusus lokasi terakhir, kawasan GBK sempat diusulkan menjadi arena balap MotoGP Indonesia pada 2016 silam bersama dengan Sirkuit Sentul.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved