Berita Wonogiri Terbaru
Fenomena Tanah Amblas 16 Meter di Manyaran Wonogiri, Ternyata karena Pelarutan Batu Gamping
Tanah milik Sriwidodo dan Mursinah di Dusun Jetis Kidul, RT 02/RW 02 Desa Bero, Kecamatan Manyaran, Wonogiri, tiba-tiba amblas pada akhir 2019 lalu.
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Tanah milik Sriwidodo dan Mursinah di Dusun Jetis Kidul, RT 02/RW 02 Desa Bero, Kecamatan Manyaran, Wonogiri, tiba-tiba amblas pada akhir 2019 lalu.
Amblasnya tanah tersebut membentuk lubang besar dengan ukuran panjang sekitar 18 meter, lebar sekitar 8 meter dengan kedalaman tercuram sekitar 16 meter.
Kondisi tanah amblas juga diiringi rekahan tanah kecil, memanjang sejauh sekitar 200 meter.
• Fenomena Tanah Amblas 16 Meter di Wonogiri : Sumur Warga Langsung Kering, Pondasi Rumah Bergeser
Retakan itu hingga melewati beberapa bangunan rumah warga sebanyak 11 rumah.
Pada titik tertentu juga terdapat beberapa lubang penurunan tanah bervariasi diameter sekitar 5 hingga 15 cm.
Hal ini membuat Badan Geologi dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri melakukan kajian penyebab amblasnya tanah tersebut.
Menurut Kepala BPBD Wonogiri Bambang Haryanto dari hasil kajian tersebut disimpulkan jika amblasnya tanah karena proses pelarutan batu gamping di dalam tanah oleh air.
• Tanah di Manyaran Wonogiri Tiba-tiba Amblas, Membentuk Jurang Sedalam 16 Meter
"Pelarutan kian intensif seiring meningkatnya volume air yang mengalir melalui rongga."
"Hal tersebut membuat tanah di atasnya amblas," katanya saat dikonfirmasi, Rabu (12/2/2020).
Dari kajian itu, dia mengatakan jika tanah amblas bukan karena air di dalam tanah yang disedot oleh PDAM.
Untuk mencegah terulangnya kembali kejadian tanah amblas ini, pihaknya sudah melakukan tindakan preventif dengan membuat drainase air.
• Puluhan Kambing di Wonogiri Mati Misterius, Begini Trik agar Kambing Tak Diserang Hewan Buas
"Jadi kita buat drainase agar air tidak masuk ke dalam lubang."
"Namun rekomendasi dari Badan Geologi agar dibuatkan saluran yang kedap air, kita sedang usahakan itu," tandasnya. (*)