Pengeroyokan Kartasura
Pimpinan Perguruan Silat Sayangkan Polisi Tembak Anggotanya, Sebut Kasus Kartasura hanya Salah Paham
Kasus Pengeroyokan Kartasura, Pimpinan Perguruan Silat Sayangkan Polisi Tembak Anggotanya
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Aji Bramastra
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Pimpinan sebuah perguruan silat di Sukoharjo, Gus Imam, yang didampingi kuasa hukumnya, Kamarudin, mendatangi Mapolres Sukoharjo, Senin (24/2/2020).
Kedatangan mereka untuk mempertanyakan prosedur penangkapan 4 pelaku pengeroyokan sekelompok pemuda di Jalan Kranggan Desa Wirogunan, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo pada pertengan bulan lalu.
• BREAKING NEWS : Anggota Padepokan Silat di Sukoharjo Ditembak Polisi, Diduga Terlibat Pengeroyokan
• Dua Pesilat yang Lakukan Pengeroyokan di Kartasura Masih di Bawah Umur, Tugas Memukuli dan Menendang
Kedatangan mereka diterima oleh Kasatreskrim Polres Sukoharjo, AKP Nanung Nugroho diruangannya.
Menurut kuasa hukum pelaku, Kamarudin, kliennya ditangkap pada Sabtu (22/2/2020) kemarin.
Mereka yang ditangkap adalah RN (23) warga Bolon, Colomadu, Karanganyar, NGP (22) warga Pakelan, Karangduren, Sawit, Boyolali, APA (28 tahun) warga Kapulagan, Kertonatan, Kartasura, dan Y, belum diketahui identitas alamatnya.
Kamarudin mengaku menyayangkan dengan adanya penembakan terhadap RN, di betis bagian kiri.
"Kami mengetahui klien kami di tangkap pada Sabtu kemarin, informasinya satu diantaranya ditembak kaki betis kanan,"
"Tapi kami sampai saat ini tidak mendapat pemberitahuan lanjut," kata Kamarudin.
Kamarudin menjelaskan, peristiwa penyerangan yang mengakibatkan Muhammad Tutus Saputra (23), Bagas Kanurogo (19) warga Sukoharjo, dan Puthut Joko Sutrisno (16) warga Boyolali terluka karena kesalahpahaman.
Saat itu ketiga korban sedang nongkrong bersama 13 temannya, dan tiba-tiba mereka diserang oleh sekelompok massa.
Namun ketiga korban tersebut gagal menyelamatkan diri, sehingga mereka menjadi sasaran pengeroyokan.
Dia menjelaskan jika NGP dan APA tidak terlibat, sehingga dia juga mempertanyakan dasar penangkapan kedua orang tersebut.
Kamarudin tidak mengenali satu pelaku lain berinisial Y, karena bukan anggota SS.
"Ini kenakalan remaja dan pihak SS sudah kooperatif, Kenapa harus ditembak? Itu keberatan kami yang pertama,"
"Yang kedua adalah, mengapa dua orang yang tidak terlibat ikut ditangkap? Waktu kejadian, dua orang datang saat perisiwa itu sudah selesai," jelasnya.
Sementara Kasat Reskrim Polres Sukoharjo, AKP Nanung Nugroho membenarkan adanya penangkapan tersebut.
Namun ia masih enggan membeberkan prosesnya.
"Sudah ada penangkapan pelaku kasus pengroyokan di Kartasura," katanya saat dikonfirmasi. (*)