Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Sering Makan Sabun hingga Sakit, Tiga Kakak Beradik di Tapanuli Terbengkalai Setelah Orangtua Cerai

Kurangnya perhatian keluarga dan orang tua, tiga bocah bersaudara di Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara terbiasa memakan sabun.

KOMPAS.COM/ORYZA PASARIBU
Tiga Bocah Bersaudara jadi pemakan sabun akibat faktor ekonomi, kurang perhatian keluarga dan warga di Desa Muaratais, Angkola Muaratais, Tapanuli Selatan, Selasa (25/2/2020) 

"Memang kakaknya yang paling besar sejak usia satu tahun sudah sering makan sabun. Sabun jenis apa saja, dan itu memang sudah bawaannya," kata Nurkholila.

Dan kebiasaan itu terus terbawa hingga Nopri sang kakak berusia 11 Tahun dan tercatat sebagai siswa kelas 3 di Sekolah Dasar setempat.

Setelah ayah dan ibu mereka berpisah, perhatian dan kasih sayang tidak lagi didapat seperti biasa

Di Kehidupan Asli, Henry Chan Alias Bobby Tukang Ojek Pengkolan Punya Kakak Cantik, Intip Potretnya

Ayah ibu bercerai, tiga anak terbengkalai

Kehidupan dan makan mereka tidak teratur, ditambah lagi beban ekonomi dan kondisi sang ayah yang tidak memiliki pekerjaan tetap.

"Sejak orangtua mereka berpisah, ketiganya tidak ada lagi yang memperhatikan. Nenek mereka sudah tua, ayah mereka pun tidak mempunyai pekerjaan tetap. Jadi bisa dibilang faktor kemiskinan dan kasih sayang juga yang membuat seperti ini," ujar Nurkholila yang kondisi ekonominya juga terbilang rendah.

Kata Nurkholila, Nopriani selalu membawa kedua adiknya mencari sabun di belakang rumah-rumah warga sekitar. Sabun yang dimakan juga tidak dalam jumlah banyak. Namun hampir setiap hari dilakukan.

"Katanya rasanya seperti susu. Jual ketahuan sudah sering dilarang, tapi tetap saja dilakukan," ucap bibi mereka.

Mirisnya, sebelum kejadian itu terkuak, rumah yang ditempati ketiga bocah bersama ayah dan nenek mereka terbilang ramai dan padat penduduk.

Bahkan, sebuah plang berisi himbauan masyarakat untuk rutin membawa anak ke Posyandu sempat terpampang persis di depan rumah mereka. Dan paska kejadian itu, plang tersebut tidak lagi ditemukan.

Kisah Kakak Adik di NTT yang Tinggal Tanpa Orang Tua hingga Tak Sekolah karena Bajunya Robek

Kasus terkuak ketika si Bungsu sakit

Camat Angkola Muaratais, AM Fadhil Harahap mengatakan, kejadian itu baru diketahui sepekan lalu. Saat itu, Andika si bungsu mengalami sakit dan dibawa ke puskesmas setempat.

"Kejadian ini baru diketahui pada Rabu satu minggu yang lalu. Dan saat itu Andika mengalami sakit, dan setelah ditanyai rupanya dia sering memakan sabun karena diajari kakaknya," ucap Fadhil.

Mendapat laporan itu, bersama perangkat desa dan kecamatan, pihaknya langsung memberikan perhatian intensif. Tidak hanya Andika, Nopriani dan Yuliani juga mendapat penanganan kesehatan.

Fadhil mengaku, kebiasaan warganya itu sampai memakan sabun tidak hanya faktor ekonomi, namun juga perhatian dari keluarga, orangtua dan warga sekitar.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved