Virus Corona
Jahe di Pasar Ludes Diborong Gara-gara Corona Sehingga Harganya Naik, Ini Kesaksian Penjual HIK Solo
Jahe menjadi satu di antara banyak tanaman obat yang dilirik masyarakat seusai wabah virus corona mencuat untuk menjaga daya tahan tubuh.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Jahe menjadi satu di antara banyak tanaman obat yang dilirik masyarakat seusai wabah virus corona mencuat untuk menjaga daya tahan tubuh.
Alhasil, permintaan terhadap tanaman obat tersebut meningkat dan harganya pun ikut membung tinggi.
• Berkostum Superhero, Warga Sukoharjo Ini Bagikan Jamu Tolak Corona Kepada Pengendara di Jalanan
Kondisi tersebut belum berimbas pada harga wedang jahe yang dijual para pelaku usaha angkringan (HIK) di Solo dan sekitarnya.
Pelaku usaha angkringan, Alex bin Nassarudin (40) mengemukakan harga wedang jahe yang dijual masih normal.
"Sekarang, saya jualnya masih Rp 3 ribu per gelasnya," ujar Alex kepada TribunSolo.com, Rabu (4/3/2020).
• Harga Masker Selangit karena Corona, Ganjar: Distributor Jangan Bersenang-senang di Atas Penderitaan
Alex mengatakan harga tersebut bisa naik apabila harga jahe dipasaran naik gara-gara diborong masyarakat.
"Kalau biasanya saya jual Rp 3 ribu, saat harga jahe naik, saya jualnya Rp 4 ribu," katanya.
• Risma Perintahkan Pemkot Surabaya Timbun Masker Jauh Hari saat Corona Meledak di China,Ini Alasannya
"Kalau harga pasar naik ikut naik, menyesuaikan saja," imbuhnya membeberkan.
Alex biasa menghabiskan 1 kilogram jahe per harinya.
"Kalau ramai, sehari itu bisa habis 1 kilogram jahe," ucap dia.
"Yang jelas saat ini harganya masih stabil," tambahnya. (*)