Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Sengketa Tanah Sriwedari

Jokowi Juga Pernah Dihantam Sengketa Tanah Sriwedari, Sampai Datangkan Pakar Hukum UNS

Masalah sengketa antara Pemkot Solo dan warga ini pun sempat dialami oleh Presiden RI, Joko Widodo alias Jokowi, saat masih menjabat Wali Kota Solo.

Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Aji Bramastra
TRIBUNNEWS.COM/CAHYO/SETPRES
Presiden Joko Widodo atau Jokowi. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Prof Jamal Wiwoho, mengakui sengketa tanah Sriwedari sudah berlangsung puluhan tahun.

Masalah sengketa antara Pemkot Solo dan warga ini pun sempat dialami oleh Presiden RI, Joko Widodo alias Jokowi, saat masih menjabat Wali Kota Solo.

Dibangun di Lahan Sengketa, Masjid Rp 165 Miliar di Sriwedari Terancam Dirobohkan, Panitia Pasrah

Cerita Kasus Tanah Sriwedari Disebut Ahli Waris Jadi Sengketa Terlama Sepanjang Setengah Abad Ini

Jamal menceritakan dirinya pernah diundang Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk berdiskusi soal sengketa tanah Sriwedari.

Saat itu, Jamal diundang dalam kaitannya sebagai pakar hukum dari UNS.

Lahan Sriwedari yang sebagian dibuat masjid oleh Pemkot Solo.
Lahan Sriwedari yang sebagian dibuat masjid oleh Pemkot Solo. (TribunSolo.com/Adi Surya)

"Pada waktu Pak Jokowi jadi Wali Kota Solo, kebetulan saya mendampingi beberapa hal yang kaitannya Sriwedari dengan bagian hukum (Pemkot) Solo," tutur Jamal, di acara Tamu Kita Tribunnews, Kamis (5/3/2020).

"Saya diundang berdiskusi dengan Pak Jokowi di rumah dinas, mendiskusi langkah-langkah yang diperlukan, sekira tahun 2007-2008," imbuhnya membeberkan.

Jamal memberi pendapatnya soal cara mengantisipasi putusan pengadilan soal lahan Sriwedari.

"Termasuk di dalamnya adalah mengantisipasi bagaimana hasil atau putusan pengadilan terhadap tanah di Sriwedari," kata dia.

Melihat sengketa lahan Sriwedari yang kembali mencuat, Jamal pun mendorong pihak-pihak yang bersengketa bisa duduk bersama.

"Kalau saya lebih mendorong supaya pihak-pihak duduk bersama untuk memecahkan masalah ini," jelas Jamal.

Rektor UNS Prof Jamal Wiwoho di acara Tamu Kita Tribunnews, Kamis (5/3/2020).
Rektor UNS Prof Jamal Wiwoho di acara Tamu Kita Tribunnews, Kamis (5/3/2020). (TRIBUNSOLO.COM/ASEP ABDULLAH ROWI)

"Itu jauh lebih penting daripada hanya sekedar aku menang robohkan, kowe kalah ndang lungo seko kene (kamu kalah cepat pergi dari sini)," tambahnya.

Apabila sikap semacam itu yang dikedepankan dalam memecahkan sengketa Sriwedari, itu menjadi catatan yang kurang mengenakkan.

"Tentu akan menjadi catatan yang tidak baik, menyelesaikan masalah hanya sekedar tekstual, tidak ada kontekstual, itu resikonya yang sangat besar," kata Jamal.

Jamal berharap jalan damai tetap diutamakan dalam menyelesaikan sengeketa lahan Sriwedari saat ini.

"Saya berharap bahwa upaya-upaya perdamaian dilakukan dan diupayakan agar ketenangan semua pihak," harap Jamal.

"Kalau bahasa kita, lebih baik kita mengalah tetapi untuk kemasyarakatan yang lebih baik, daripada menang kehancuran akan lebih besar," pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved