Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Virus Corona

Komisi IX DPR Sebut Pemerintah Terlalu Santai Tangani Kasus Virus Corona

Pemerintah dinilai terlalu santai dalam melakukan komunikasi kepada masyarakat terhadap kasus virus corona (Covid-19) di Indonesia.

Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Warga beraktivitas menggunakan masker di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (1/3/2020). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membentuk Tim Tanggap COVID-19 guna mengantispasi penyebaran virus korona di Jakarta pasca telah diterbitkannya Instruksi Gubernur DKI Nomor 16 Tahun 2020 tentang peningkatan kewaspadaan terhadap risiko penularan COVID-19 atau virus Corona di DKI Jakarta. 

TRIBUNSOLO.COM - Pemerintah dinilai terlalu santai dalam melakukan komunikasi kepada masyarakat terhadap kasus virus corona (Covid-19) di Indonesia.

Hal ini disampaikan oleh Anggota Komisi IX DPR Fraksi PKS, Netty Prasetiyani di program SAPA INDONESIA MALAM yang dikutip dari YouTube KompasTV, Sabtu (7/3/2020).

Sebelumnya, Netty memeberikan apresiasi kepada pemerintah terkait penunjukkan juru bicara penanganan Covid-19 beberapa hari lalu.

Pasien Positif Corona Harus Diisolasi sampai Virusnya Negatif, Ini Penjelasannya

 "Better late than never ya, kami tetap mengapresiasi apa yang telah dilakukan pemerintah akhirnya menunjuk jubir, kemudian tampil dan menyampaikan informasi secara reguler," jelasnya seperti dikutip TribunSolo.com dari Tribunnews.com.

"Itu yang kita tunggu sebenarnya," tegas Netty.

Lebih lanjut ia mengatakan, harus ada dorongan terus kepada pemerintah dalam menjalankan komunikasi kepada masyarakat.

"Pemerintah perlu di dorong terus lah, bagaimana melakukan manajemen komunikasi informasi dan edukasi untuk masyarakat," kata Netty.

Corona Disebut Tak Lebih Bahaya dari Flu, Bolehkah Pasien yang Terpapar Rawat Diri Sendiri di Rumah?

"Kenapa? karena kita melihat masyarakat itu literasinya masih rendah, dan adanya kecepatan teknologi pada hari ini masyarakat meng-input dan mengakses informasi dari berbagai platform dengan sangat mudah," jelasnya.

"Kemudian, antara fake news dan hoax ini saling berkejar-kejaran sehingga masyarakat tidak bisa membedakan mana yang fakta dan bukan gitu," jelasnya.

Sementara kalau berbicara tentang Covid-19, Netty mengatakan ini sesuatu yang baru untuk masyarakat.

"Meskipun pemerintah memiliki pengalaman pada saat menangani flu burung, SARS, MERS dan sebagainya," ujarnya.

Kondisi Terbaru 4 Pasien Positif Corona di Indonesia, Pasien Kasus 1 dan Kasus 2 Membaik

"Tetapi kan tetap saja, masyarakat harus diberikan informasi yang resmi dari pemerintah," tegasnya.

Ia kemudian menyinggung soal warga Natuna yang sempat menolak observasi WNI dari Wuhan di lakukan di pulau tersebut.

"Itu kasus Natuna menggambarkan betapa masyarakat kala itu terkaget-kaget dan menolak observasi itu, karena belum ada informasi yang memadai dari pemerintah," ujanya.

"Tapi, pada akhirnya setelah di ajak bicara, berdialog kemudian dijelaskan, masyarakat Natuna tenang dan menerima bahwa itu adalah bagian dari tanggung jawab sebagai warga negara," jelas Netty.

Pembawa acara, Sofie Syarif kemudian menanyakan apakah yang dimaksud oleh Netty ada kegagapan pemerintah dalam menyampaikan informasi kepada masyarat.

Suhu Badan di Atas 37 Derajat, Begini Kondisi Terakhir Kasus 3 dan Kasus 4 yang Positif Corona

"Menurut anda ada masalah dengan cara pemerintah mengkomunikasikannya kepada masyarakat?" tanya Sofie.

"Ya kalau saya boleh meminjam istilah milenial itu 'santuy' (santai) gitu kan," timpal Netty.

"Padahal masyarakat itu sangat menunggu terkait informasi tersebut," ujar Netty.

Kendati demikian, Netty tetap memberikan apresiasi kepada pemerintah terkait penanganan Covid-19 ini.

Mengingat pemeintah juga telah memiliki pengalaman dalam menangani kasus-kasus seperti ini.

Kronologi 2 Ojol Suspect Corona Kabur Saat Dikarantina, Terkait Kasus WNA Singapura yang terinfeksi

"Saya harus berikan apresiasi, sejak pertengahan Desember menurut Pak Yuri (Sekjen P2P Kemenkes) penanganan terhadap Covid-19 ini sudah dipersiapkan," ujarnya.

"Dan itu terkonfirmasi ada 100 rumah sakit rujukan sejak kejadian flu burung beberapa tahun yang lalu," imbuh Netty.

"Serta ditambah ada sejumlah rumah sakit yang memang disiapkan ketika kejadiannya melebihi apa yang diperkirakan," jelasnya.

4 WNI Positif Covid-19

Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto menyatakan ada dua pasien baru yang terinfeksi Covid-19 pada Jumat (6/3/2020).

Sehingga total pasien positif Covid-19 menjadi empat orang di Indonesia.

Marak Virus Corona, Pemkab Sukoharjo Tak Izinkan Tenaga Kerja ke Luar Negeri

Dimana sebelumnya sudah ada dua orang yakni kasus nomor 1 dan nomor 2 yang tengah dirawat di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) di Jakarta.

"Ini kami dapatkan dua orang positif, yang kita sebut sebagai kasus nomor 3 dan 4," ujar Achmad Yurianto yang dikutip dari Tribunnews.com.

Sementara itu, Yurianto menambahkan dua pasien baru ini juga pernah melakukan close contact dengan dua kasus sebelumnya.

Ia mengatakan kondisi keduanya tidak mengalami gejala sesak napas hanya gejala pilek dan batuk.

Yurianto juga berharap kondisi intervensi dalam waktu dekat bisa menjadi baik.

"Kami harap kondisi intervensi agar bisa baik," ujar Yuri. (Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma/ Indah Aprilin) 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Bahas Corona, Komisi IX DPR Sebut Komunikasi Pemerintah Terlalu Santai"

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved