Solo KLB Corona
MUI Jateng: Dalam Kondisi Tertentu, Tidak Usah Salat Jumat Dulu
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah menyatakan dalam kondisi tertentu, salat Jumat tidak perlu dilakukan.
TRIBUNSOLO.COM - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengundang sejumlah ulama untuk berdiskusi terkait penanggulangan virus corona atau Covid-19.
Satu yang dibahas antara lain pelaksanaan ibadah Salat Jumat.
Dalam pertemuan tersebut, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah menyatakan dalam kondisi tertentu, salat Jumat tidak perlu dilakukan.
• Layanan SIM Dan SKCK di Polres Sukoharjo dan Wonogiri Berjalan Normal, Pemohon Wajib Cek Suhu Tubuh
"Dalam kondisi perkembangan tak terkendali, tidak usah Jumatan dulu. Jumatan bisa diganti salat Dhuhur di rumah. Intinya, mengurangi konsentrasi massa," kata Ketua MUI Jateng, KH Ahmad Daroji usai rapat di Kantor Gubernur Jateng, Selasa (17/3/2020), seperti dikutip TribunSolo.com dari Tribunjateng.com.
Kondisi tertentu yang dimaksud yakni berada di daerah yang berpotensi tinggi terjangkit Covid-19.
"Seperti halnya Solo misalnya, yang memang pemerintahnya sudah menetapkan kejadian luar biasa (KLB) soal corona," jelasnya.
• Terkait Virus Corona, MUI Imbau Baca Doa Qunut Nazilah, Doa untuk Menangkal Turunnya Musibah
Selain itu, masyarakat yang tinggal di daerah tersebut diperbolehkan meninggalkan jemaah salat lima waktu atau rawatib di masjid atau tempat umum lainnya.
Sementara, umat Islam yang berada di daerah berpotensi rendah terjangkit Covid-19 diminta tetap melaksanakan salat Jumat di masjid.
Namun, MUI mengimbau tetap mengurangi kontak fisik, membawa sajadah sendiri serta rajin cuci tangan.
• Keraton Solo Tetap Gelar Tingalan Dalem Jumenengan saat Solo KLB Corona, Begini Kata Wali Kota Solo
"Jemaah akan lewat satu pintu, pemeriksaan juga dilakukan. Jemaah diimbau untuk berwudhu dari rumah. Lalu, memakai hand sanitizer. Bisa wudhu di masjid, nanti akan disediakan sabun," terangnya.
Karena karpet telah digulung, warga diminta membawa sajadah sendiri.
"Wajib menjaga diri agar tidak terpapar virus corona, seperti tidak kontak fisik langsung bersalaman, berpelukan, cium tangan. Selesai salat Jumat tidak berkerumun lagi," imbuhnya.
• Waspada Corona, Pemkab Wonogiri Tutup Sementara Objek Wisata
MUI juga meminta agar khatib menyampaikan materi khotbah dengan singkat. Disarankan, menyampaikan materi bahaya corona dan pencegahannya.
Ganjar menuturkan, hasil pertemuan menghasilkan kesepakatan agar pelaksanaan ibadah tetap berlangsung dengan protokol kesehatan yang diperketat.
"Ada banyak yang disampaikan para ulama. Kami bersepakat untuk bekerjasama dan saling berkomunikasi untuk memutuskan kebijakan yang akan diambil, khususnya tentang pelaksanaan ibadah," katanya.
• Update Kondisi Terkini Pasien Virus Corona yang Dirawat di RSUD Dr Moewardi, Mulai Membaik
Dari pertemuan itu, disepakati bahwa kegiatan-kegiatan keagamaan yang mengundang kerumunan untuk sementara ditiadakan. Apabila harus dilakukan, maka harus diperketat standar kesehatannya.
"Seperti pelaksanaan salat Jumat, akan diseleksi betul masyarakat yang akan melaksanakan. Mereka akan dicek kesehatannya, pintu masuk masjid terfokus satu pintu," gubernur menambahkan.
Selain itu, keputusan bersama juga diambil untuk bergotong royong membersihkan masjid dan musala yang ada. (Tribunjateng.com/Mamdukh Adi Priyanto)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul "MUI Jateng: Warga di Daerah Rawan Corona Boleh Tinggalkan Sholat Jumat"