Solo KLB Corona
Cara Desa Kagokan Sukoharjo Hindari Corona : Tiap Masuk Desa, Warga Wajib Jalani 3 Tahap Sterilisasi
Pada akses masuk Desa Kagokan, Sukoharjo warga harus bersedia disemprot disinfektan, cuci tangan serta diukur suhu badan.
Penulis: ytz | Editor: Aji Bramastra
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Warga Desa Kagokan, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah mengantisipasi penyebaran virus Corona (Cobid-19) dengan menutup dua belas jalan akses keluar masuk desa tersebut.
Namun warga tak melakukan penutupan total atau lockdown.
• KLB Corona, Pasaran Jawa Tiga Pasar di Sukoharjo Diliburkan
• Pria yang Meninggal di Jalan dr Rajiman Solo Bukan karena Virus Corona, Ini Fakta Sebenarnya
• Bupati Wonogiri Ogah Umumkan KLB meski Sudah Dua Orang Positif Corona, Ini Alasannya
Dua akses keluar masuk Desa Kagokan masih dibuka untuk aktivitas sehari-hari warga.
Pantauan Tribunnews.com, Jumat (27/3/2020) tampak warga menyediakan posko pencegahan virus corona (Covid-19) di dua akses desa.
Pada posko itu setiap orang yang masuk ke wilayah desa harus melalui sejumlah prosedur.
Pada akses masuk Desa Kagokan, warga harus bersedia disemprot disinfektan, cuci tangan serta diukur suhu badan.
Penyemprotan disinfektan tak hanya pada orang, juga pada kendaraan yang digunakan warga.
Pada orang yang masuk desa, penyemprotan disinfektan dilakukan lewat bilik sederhana yang disediakan warga.
Di dalamnya terdapat kipas angin yang menyemprotkan cairan disinfektan ke sekujur tubuh orang di dalam bilik.
Setelah melalui bilik, warga diukur suhu badannya.
"Bagi warga desa yang suhu badan melewati 38 derajat celcius maka akan dicatat dan diinformasikan ke puskesmas," ujar Budi Riyanto Kepala Desa Kagokan kepada Tribunnews.com.
Sedangkan bagi warga dari luar Desa Kagokan dengan suhu di atas 38 derajat celcius dilarang masuk desa.
Bagi warga luar desa yang melakukan aktivitas perdagangan, pengiriman barang menuju desa maka barang akan diangkut ke dalam oleh warga.
Pengantar barang yang suhu badannya di atas 38 derajat celcius hanya menunggu di pintu masuk desa.
Pembatasan akses masuk dan prosedur pencegahan di desa berpenduduk sekitar 1700 jiwa itu dimulai sejak Rabu (25/3/2020).