Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Virus Corona

Bisa Berpotensi Salah Diagnosis, Inilah Perbedaan Gejala DBD dan Corona yang Tak Begitu Kentara

Sehingga, gejala awal yang terjadi memang bisa saja mirip, seperti demam, nyeri otot, dan badan terasa lemas.

ecommunity.com
Virus Corona, menjadi pandemi dunia yang telah menelan korban jiwa yang sangat masif. Hingga kini, WHO belum resmi mengumumkan Klorokuin bisa menyembuhkan penyakit dari Virus Corona atau Covid-19. 

TRIBUNSOLO.COM - Kita ketahui bersama jika virus corona yang baru berusia beberapa bulan, masih banyak sifat dari SARS-COV-2 (penyebab Covid-19) yang belum diketahui.

Hal ini membuat gejala penyakit ini sering kali dianggap sebagai gejala penyakit lain yang lebih familiar, salah satunya demam berdarah dengue (DBD). Tidak banyak yang tahu, perbedaan DBD dan corona sebenarnya tipis.

Bukan Corona Meski Warga Sempat Menjauh, Kakek yang Meninggal di Jalanan Klaten karena Penyakit Ini

Dalam 11 Hari, Perancis Kumpulkan Rp 504 Miliar dari Denda 260.000 Orang yang Abaikan Lockdown

Baik DBD maupun Covid-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus.

Sehingga, gejala awal yang terjadi memang bisa saja mirip, seperti demam, nyeri otot, dan badan terasa lemas.

Menurut laporan yang diterbitkan di Singapura, ada dua contoh kasus yang menggambarkan kesalahan diagnosis Covid-19 menjadi demam berdarah dengue.

Di Indonesia, seorang artis ibu kota yang positif terinfeksi Covid-19 pun sebelumnya menerima perawatan di rumah sakit dengan diagnosis awal demam berdarah.

Mengapa DBD dan corona dianggap mirip?

Infeksi virus DBD dan corona sulit untuk dibedakan karena keduanya memiliki ciri klinis serta laboratoris yang mirip. Sebagai contoh, seorang pasien di Singapura datang dengan mengalami gejala yang mirip dengan gejala DBD, seperti:

  • Demam
  • Batuk
  • Nilai trombositnya rendah
  • Nilai leukositnya rendah

Tengku Firmansyah Unggah Foto Syaira Kecil, Jadi Bukti Anisa TOP Memang Sudah Cantik Sejak Lahir

Ia tidak memiliki riwayat bepergian ke luar negeri serta tidak merasa pernah berkontak dengan orang yang positif Covid-19.

Lalu, pemeriksaan rontgen pun menunjukkan hasil baik. Setelah itu, dokter memeriksanya dengan melakukan rapid test untuk DBD dan hasilnya positif.

Akhirnya, dokter memutuskan untuk mendiagnosis kondisinya sebagai DBD.

Namun, setelah beberapa hari menjalani perawatan, pasien tak kunjung membaik dan malah mengalami gejala tambahan, yaitu sesak napas.

Setelah melakukan pemeriksaan rontgen paru ulangan, dokter memutuskan untuk menjalankan pemeriksaan swab pada pasien. Hasilnya, ternyata pasien positif Covid-19.

Laporan tidak jauh berbeda juga terjadi pada pasien kedua di Singapura. Bedanya, gejala yang ia alami juga ditambah dengan lemas, nyeri otot, dan diare.

Karena kondisinya yang tak kunjung membaik setelah dirawat akibat DBD, maka dokter memutuskan untuk melakukan pemeriksaan tambahan, termasuk swab untuk corona dan ternyata, hasilnya pun positif Covid-19.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved