Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Solo KLB Corona

Komunitas Disabilitas Sukoharjo Buat Masker Non-medis, Dibagikan Gratis ke Sesama Kaum Disabilitas

Sejumlah disabilitas yang memiliki keahlian menjahit membuat masker non-medis untuk dibagikan kesesama penyandang disabilitas lain.

Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
TRIBUNSOLO.COM/AGIL TRI
Warsini warga Desa Dalangan, Kecamatan Tawangsari, Sukoharjo saat membuat masker, Selasa (31/3/2020). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO – Bentuk kepedulian di tengah pandemi Covid-19 datang dari sejumlah kaum disabilitas di Kabupaten Sukoharjo.

Sejumlah disabilitas yang memiliki keahlian menjahit membuat masker non-medis untuk dibagikan kesesama penyandang disabilitas lain.

Menurut Ketua Paguyuban Sehati, Edy Supriyanto, masker yang dibuat menggunakan bahan dasar kain jenis katun sebanyak dua lapis.

Larang Keras Desa Lakukan Lockdown Lokal, Bupati Wonogiri: Jangan Asal Ambil Kebijakan

Pembuatan masker seperti dilakukan oleh Warsini warga Desa Dalangan, Kecamatan Tawangsari, Sukoharjo.

“Kami ada gerakan pembuatan 10 masker per hari untuk setiap orang bagi difabel penjahit,” katanya saat dihubungi TribunSolo.com, Selasa (31/2/2020).

Di Kabupaten Sukoharjo sendiri memiliki jumlah kaum penyandang disabilitas sekitar 5.700 orang.

Pilkada 2020 Ditunda Akibat Pandemi Corona, Pengamat Politik Sebut Perlu Terbitkan Perppu

Dengan program ini, diharapkan para kaum disabilitas memiliki masker sendiri, untuk pencegahan penyebaran Covid-19.

Meskipun masker yang dibuat belum ada uji klinis anti mikroba, karena masker dari bahan dasar kain pada dasarnya digunakan untuk menahan debu.

“Kami ada gerakan juga 10 masker untuk didonasikan, tapi ada juga yang dijual dengan harga Rp 5.000-Rp 10.000,” jelasnya.

Solo Nol Positif Corona, Pemkot Waspadai Kedatangan Pemudik, Camat dan Lurah Diminta Awasi Ketat

Edy menambahkan kaum disabilitas rentan terkena dampak Covid-19, terlebih mereka yang memiliki keterbatasan fisik.

“Untuk penyandang down sindrom, dia mempunyai kekurangan fisik sehingga mudah sakit.”

“Lalu cerebral pals, mereka tidak banyak bergerak dan punya komplikasi penyakit lain, dan juga lansia yang paling rentan terdampak,” terangnya.

Ganjar Pernah Sebut Solo Prioritas Rapid Test, Kapan Dilaksanakan? Ini Penjelasan Pemkot Solo

Paguyuban Sehati juga memberikan sosiialisasi sesuai protokol kesehatan dari WHO dengan motede yang mudah dipahami para disabilitas.

“Kami melakukan upaya menyebaran informasi secara sederhana dengan gambar, audio, tulisan, untuk menjalankan protokol kesehatan,” tandasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved