15 Tahun Lalu Ditolak Penerbit karena Tak Masuk Akal, Novel Soal Pandemi Global Ini Kini Dirilis
Banyak negara di dunia mencari solusi paling tepat untuk menyelamatkan warganya di tengah wabah ini.
Bagi May, kemungkinan itu sangat menakutkan dan dapat menjadi kenyataan.
"Jadi, saya melakukan banyak penelitian untuk itu, dan muncul ide. Bagaimana jika pandemi ini dimulai di London? Apa yang bisa terjadi jika kota benar-benar terkunci?" terangnya.
Meskipun flu burung dan virus Corona sangat berbeda, tetapi skenario mengenai lockdown relevan dengan realita jutaan orang yang mengisolasi diri untuk mencegah penyebaran virus.
Pihak penerbit berharap, relevansi itu akan menarik minat khalayak luas.
"Bertahun-tahun yang lalu, penerbit menganggap novel itu 'sangat tidak realistis dan tidak masuk akal,'" ujar May.
Jadi, dia sempat pesmis dan akhirnya membuat karyanya terbengkalai begitu saja.
Bahkan, May lupa dirinya pernah menulisnya.
Hingga suatu hari, seorang penggemarnya di Twitter meminta May untuk menulis buku dengan latar belakang virus Corona.
"Aku memikirkannya sebentar, sebelum menyadari bahwa aku sudah melakukannya," ucap May.
Dia pun memberi tahu penerbit tentang hal itu.
Editor pun membaca buku dalam semalam.
"Keesokan harinya, dia berkata, 'Ini brilian. Kita perlu menerbitkan ini sekarang,'" kata May, meniru ucapan sang editor.

• 4 Fakta Emak-emak yang Marahi Petugas Covid-19, Tiba dari Jakarta hingga Wali Kota Balas Memarahinya
Membahas tentang kenyataan lockdown di negaranya, May mengaku dia berada dalam kelompok usia yang paling rentan terhadap virus Corona.
Oleh karena itu, pria 68 tahun tersebut mendukung penerapan lockdown di Inggris.
Ia juga mengaku, dirinya merasa sangat ketakutan dengan betapa menyeramkannya novel yang ditulis dengan kehidupan saat ini.