Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Cerita Mahasiswi Universitas Jember yang Ikuti Ujian Skripsi Online "Lebih Menikmati dan Friendly"

Qutwa harap-harap cemas dengan ujian tersebut, sebab khawatir tidak lulus. Apalagi, ujian secara online baru digelar kali pertama.

Editor: Reza Dwi Wijayanti
(KOMPAS.com/istimewa)
Pelaksanaan ujian skripsi online di FIsip Universitas Jember lebih memudahkan mahasiswa 

TRIBUNSOLO.COM - Qutwatun Hasanah, mahasiswi Program Studi Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Universitas Jember, berhasil lulus ujian skripsi yang digelar secara online, Selasa (7/4/2020).

Qutwa merupakan mahasiswi pertama Universitas Jember yang ujian secara online di tengah wabah virus corona.

Qutwa menjelaskan, awalnya jadwal ujian sudah keluar sebelum ada pandemi corona, yakni 2 April 2020.

Namun, karena virus corona mewabah, ujian skripsi tatap muka dibatalkan, dan diganti dengan ujian secara online.

Qutwa harap-harap cemas dengan ujian tersebut, sebab khawatir tidak lulus.

Apalagi, ujian secara online baru digelar kali pertama.

BREAKING NEWS : Kasus Kian Bertambah, 1 Warga Solo Positif Corona Lagi, Jumlah ODP & PDP Naik Terus

Yuli Bibu Tukang Ojek Pengkolan Bagikan Potret bareng Suami Asli, Penonton TOP Beri Komentar Kocak

Akibat Corona, Sebanyak 685 Pekerja di Sukoharjo Terkena PHK, Kebanyakan dari Perusahaan Furniture

“Butuh sekita dua jam untuk ujian online,” ujar Qutwa kepada Kompas.com via telepon, Selasa..

Menurut dia, ujian secara online begitu berbeda dengan ujian tatap muka. Apalagi, ketika sinyal agak lambat, akhirnya ujian terganggu.

“Pakai aplikasi Zoom juga dibatasi waktunya, maksimal 40 menit, lebih dari itu bayar,” ujar dia.

Selain itu, ada dosen pengujinya yang juga kurang menguasai aplikasi.

Kendati demikian, mahasiswi asal Kecamatan Patrang ini mampu melewati kendala dan berhasil lulus.

“Awalnya deg-degan, tapi akhirnya nyaman, justru lebih menikmati dan lebih friendly, tak terlalu tegang,” jelas dia.

Selfi Budi Helpiastuti yang menjadi salah satu dosen penguji skripsi menambahkan, tidak ada alasan untuk menunda kelulusan mahasiswa yang sudah selesai mengerjakan tugas akhir.

“Dengan kemajuan teknologi, para dosen tetap bisa memberikan hak mahasiswa dengan memanfaatkan beragam aplikasi. Termasuk melakukan ujian skripsi,” ujar dia.

Menurut Selfy, adanya pembatasan interaksi antar dosen dan mahasiswa bukan berarti menghentikan proses pembelajaran.

Apa lagi ujian akhir yang memang sudah sejak lama diinginkan oleh mahasiswa sebagai ujung dari proses pendidikannya.

Penerapan ujian online tentunya akan memberikan kemudahan bagi mahasiswa di tengah pandemi Covid-19 ini.

“Saya pikir ini adalah solusi yang bisa kita lakukan. Mahasiswa tinggal melakukan presentasi secara onine di rumah dan para dosen penguji juga memerhatikan apa yang disampaikan di depan laptop masing-masing sembari menyimak naskah skripsi yang sudah dikirimkan sebelumnya,” terang dia.

Walaupun ujian dilakukan secara online, tapi semua kegiatan ujian disesuaikan dengan aturan dan tata tertib sidang.

 Peserta ujian tetap diwajibkan mengenakan atribut lengkap seperti halnya menggunakan jas almamater dan dasi.

“Setelah melalui semua tahapan ujian selama 2,5 jam, Qutwatun Hasanah berhasil meraih nilai yang memuaskan,” ujar dia.

Hanya saja, kendala yang dihadapi dalam penerapan ujian tersebut adalah mahasiswa yang rumahnya di pelosok desa.

Mereka kesulitan sinyal sehingga harus mencari tempat yang sinyal internetnya bagus. 

(Bagus Supriadi)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Mahasiswa Harap-harap Cemas Ujian Skripsi "Online", Awalnya Deg-degan, tapi Akhirnya Menikmati"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved