Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Solo KLB Corona

Tenang, Karyawan yang kena PHK & Dirumahkan di Solo karena Corona Bakal Didaftarkan Kartu Pra Kerja

Karyawan yang terkena PHK dan dirumahkan di Solo bakal didaftarkan dalam program Kartu Pra Kerja.

Penulis: Ryantono Puji Santoso | Editor: Asep Abdullah Rowi
Kompas.id
Ilustrasi : UMP 2020 di Jawa Tengah sebesar Rp 1,74 juta. Serikat buruh, SBSI 1992 Kota Surakarta menilai kenaikan belum cukup dan jauh dari harapan. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ryantono Puji Santoso

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Karyawan yang terkena PHK dan dirumahkan di Solo bakal didaftarkan dalam program Kartu Pra Kerja.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerperin) Kota Solo Ariani menjelaskan, nantinya data yang ada akan diteruskan ke pemerintah pusat untuk dilakukan pendataan guna mengikuti program tersebut.

"Semua nanti didaftarkan di program Kartu Pra Kerja," jelasnya kepada TribunSolo.com, Selasa (7/4/2020).

Ariani menjelaskan, soal pengawasan akan tetap dilaksanakan antara Pemkot dan Pemprov Jateng.

UPDATE Corona di Indonesia 7 April 2020: Bertambah 247, Pasien Positif Covid-19 Ada 2.738 Orang

Dia menambahkan, khusus karyawan yang dirumahkan tidak ada potongan gaji.

"Bagi yang masuk kerja tetap dibayarkan, bagi yang tidak masuk tidak dibayarkan gajinya," aku dia.

Ariani mengatakan, dampak corona sampai saat ini ada 1 karyawan di Solo yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Niatnya Memadu Kasih saat Kos Sepi Akibat Corona Kandas, Pasangan Mahasiswi Solo Ini Digerebek Warga

Sementara, ada 520 orang karyawan yang di rumahkan akibat dampak Pandemi corona saat ini.

Rata-rata mereka bekerja sebagai karyawan hotel.

Data ini yang masuk sampai Senin (6/4/2020) karyawan yang di PHK dan dirumahkan di Solo.

"Iya data yang masuk ke kami sampai saat ini sesuai data diatas," papar Ariani.

Ini 6 Perusahaan di Klaten Yang Lakukan PHK dan Merumahkan Pekerja Akibat Virus Corona

Pengawasan soal hak karyawan yang di PHK ini akan dilakukan oleh Pemprov Jateng.

"Kita akan awasi terus bagaimana perkembangannya," papar Ariani.

Data ini akan terus bergerak dan di-update oleh Dinas sesuai perkembangan saat ini dampak ekonomi.

"Datanya belum fix, Mungkin nanti bisa bergerak," jelasnya

"Kita akan terus melakukan koordinasi dengan semua pihak," pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved