Virus Corona
WHO Sebut Indonesia Berpotensi Jadi Episenter Baru Covid-19, Ini Alasan di Baliknya
Asia Tenggara bisa berpeluang menjadi episenter baru pandemi Covid-19 jika wabah tidak terkontrol.
Ada baiknya untuk kembali mengingat gejala-gejala yang mengarah pada infeksi virus ini.
Selain demam, gejala lainnya yang juga bisa diperhatikan adalah gejala batuk kering. Ingatlah bahwa tidak semua batuk merupakan gejala corona, tetapi bagaimana membedakannya?
Batuk adalah reaksi defensif alami tubuh untuk mengeluarkan iritan, seperti lendir, debu, asap, atau penyebab alergi.
• Dampak Corona di Solo Makin Menyedihkan, Banyak Karyawan Hotel Dipotong Gajinya Sampai 75 Persen
Hampir 60 persen kasus positif Covid-19 dilaporkan disertai gejala umum berupa batuk kering. Mengacu data tersebut, wajar jika banyak orang khawatir ketika mulai batuk atau orang di sekitarnya mengalami batuk.
Menurut konsultan dan pulmonolog dari Rumah Sakit Apollo, Navi Mumbai, Dr Jayalakshmi TK, batuk kering adalah batuk yang tidak memunculkan lendir dan karenanya disebut sebagai batuk tidak produktif.
Batuk kering dipicu rasa seperti gatal di belakang tenggorokan yang memicu refleks batuk.
Sementara batuk basah biasanya mendorong lendir keluar dari sistem pernapasan, termasuk hidung atau tenggorokan.
• Di Kota Lain Ada Jenazah Covid-19 Ditolak, Ini Harapan Wali Kota Solo Agar Tak Terjadi di Daerahnya
"Batuk basah terdengar basah karena tubuh mendorong keluar lendir dan orang mungkin merasa ada sesuatu yang tersangkut di belakang tenggorokannya," kata Jayalakshmi, dikutip TribunSolo.com dari Kompas.com.
"Dalam beberapa kasus disertai pula gejala lain seperti pilek, tetesan postnasal, atau kelelahan."
Sementara itu, Konsultan Senior Obat Perawatan Kritis Paru-paru, Rumah Sakit Utama Aster, Dr Ravindra Nallagonda, menjelaskan bahwa dalam banyak kasus, batuk basah mungkin disertai produksi dahak atau darah, sedangkan batuk kering tidak.
Batuk kering terjadi karena adanya peradangan atau iritasi pada saluran pernapasan. Biasanya, tenggorokan dan paru-paru meradang karena infeksi bakteri atau virus, ketegangan fisik, atau kondisi lingkungan.
Intensitas rasa sakit dan kebisingan yang dialami orang dengan batuk kering dan basah juga berbeda.
Orang dengan batuk kering, misalnya, menghasilkan semacam "suara" yang tidak dialami orang dengan batuk basah.
Orang-orang juga mungkin merasakan atau mengalami rasa geli atau serak di belakang tenggorokan mereka yang juga dapat memicu refleks batuk.
Dokter Penyakit Dalam Meenakshi Jain mengatakan bahwa batuk kering biasanya bertahan selama beberapa minggu setelah pilek atau flu berlalu.
• Angka Kematian Corona di Jateng Lebih Tinggi dari Skala Nasional, Begini Penjelasan Dinkes