Solo KLB Corona
Cerita Dokter di Balik Ruang Isolasi: Lihat Pasien Menulis di Tembok, Khawatir Tentang Psikologis
"Saya sempat takut kalau pasien di isolasi lama bisa depresi," katanya saat konferensi pers di RSUD Dokter Soediran Mangun Sumarso Wonogiri.
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Dokter spesialis paru RSUD Dokter Soediran Mangun Sumarso Wonogiri, Enny Sudaryati menceritakan pengalamannya saat menangani pasien Covid-19 asal Wonogiri yang sembuh.
Setiap hari, Enny selalu mengawasi pasien positif Covid-19 bernama Purwadi warga Kecamatan Ngadirojo, Wonogiri yang berprofesi sebagai sopir bus.
Saat masa isolasi di RSUD Dokter Soediran Mangun Sumarso Wonogiri, Enny mengatakan, jika pasien positif corona yang saat ini telah sembuh tersebut memiliki semangat yang luar biasa.
• Alasan Mengapa Kasus Covid-19 Terus Meningkat di Indonesia, Masyarakat Masih Bandel
• Beredar Foto Hasil Uji Lab Warga Sragen Positif Corona di WA, Ini Fakta Sebenarnya
• Sopir Bus Ekspedisi Wonogiri Sembuh Dari Corona, Ungkap Harapan Ingin Kerja Lagi Nafkahi Keluarga
"Saya sempat takut kalau pasien di isolasi lama bisa depresi," katanya saat konferensi pers di RSUD Dokter Soediran Mangun Sumarso Wonogiri, Sabtu (11/4/2020).
Bahkan mas Pur panggilah akrab Purwadi sempat menulis-nulis sesuatu di tembok, dan bahkan status Whatshappnya juga mengerikan.
"Tapi motivasinya untuk sembuh luar biasa," imbuhnya.
Dia mengatakan, pihak rumah sakit tidak memberikan jamu atau ramuan khusus selama Purwadi di isolasi.
"Terapi kami standar, antibiotik juga standar," kata Dr Enny.
"Hanya saja beliau setiap ditanya keluhannya, katanya dia laper terus," jelasnya.
Enny mengatakan, salah satu faktor sembuhnya mas Pur karena dia dalam psikologi yang baik.
"Jadi kita tetap harus meng-orang kan orang, kebutuhannya harus kita lihat agar tidak menjadi beban pikiran," kata dia.
"Misalnya dia kan sakit, tidak mungkin mencuci celana dalamnya sendiri, jadi kita sediakan," terangnya.
Bupati Wonogiri, Joko Sutopo "Jekek" menambahkan, ada kolaborasi dan treatment khusus dalam membangun psikologi Purwadi.
"Kami pemerintahan, memayungi ekonomi keluarga beliau," kata Jekek.
"Istrinya juga melakukan isolasi mandiri, sehingga tidak bisa bekerja, jadi haknya harus disalurkan," kata Bupati.
Pemkab Wonogiri memberikan santunan kepada keluarganya Purwadi sebesar Rp 3 juta/bulan, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. (*)