Solo KLB Corona
Selain Virus Corona, Wabah Demam Berdarah Juga Hantui Warga di Kabupaten Sukoharjo, Ini Datanya
Di Kabupaten Sukoharjo, di tengah meningkatnya jumlah kasus virus Corona, jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) juga mengalami lonjakan.
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO – Pandemi virus Corona sedang menjadi perhatian khusus hampir semua kalangan karena jumlah kasusnya terus meningkat.
Di Kabupaten Sukoharjo, di tengah meningkatnya jumlah kasus virus Corona, jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) juga mengalami lonjakan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo, Yunia Wahdiyati mengatakan, hingga pekan ke-14 pada tahun ini, sudah ada 61 kasus.
Angka ini melonjak hampir 6 kali lipat jika dibandingkan data yang sama pada tahun 2019.
• 5 Jenis Tanaman yang Bisa Mengusir Nyamuk untuk Cegah DBD, Bisa Ditanam di Rumah Anda
Pekan ini saja, DKK Sukoharjo mencatat ada 16 kasus DBD, sementara tahun sebelumnya hanya ada 3 kasus positif DBD.
“Kasusnya merata di semua kecamatan," ungkapnya saat konfrensi pers di Menara Wijaya Setda Sukoharjo, Senin (13/4/2020).
Dia menerangkan, pasien terbanyak ada di Kecamatan Bendosari dengan 13 kasus dan Kecamatan Nguter 10 kasus.
Yunia mengatakan, meningkatnya kasus DBD ini disebabkan karena angka bebas jentiknya sangat rendah, yaitu di bawah 80 persen.
• Sudah 4 Kasus, Dinas Kesehatan Wonogiri Waspadai Serangan Nyamuk Demam Berdarah di Musim Penghujan
“Ini menjadi perhatian kita juga, jadi kepada masyarakat selain cuci tangan mari kita budayakan lagi PSN dan 3M,” himbaunya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, penyakit DBD dan Corona tidak bisa menjadi satu kesatuan penyakit, karena jalurnya berbeda.
“Kalau dari penyakit yang diserang beda, DBD dari gigitan nyamuk ke tubuh virusnya lewat darah,” aku dia.
“Kalau corona lewatnya droplet, dia terhirup masuk ke saluran pernafasan, dan merusak jaringan paru,” terangnya. (*)