Solo KLB Corona
Cerita Penumpang Mengaku Beruntung Dapat Tiket via Adi Soemarmo Meski Tak Bisa Lebaran di Kampung
Penumpang pesawat terakhir di Bandara Adi Soemarmo Solo, Hendri beresiko untuk tidak berlebaran dengan keluarganya di Madiun, Jawa Timur.
Penulis: Ilham Oktafian | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ilham Oktafian
TRIBUNSOLO. COM, BOYOLALI - Penumpang pesawat terakhir di Bandara Adi Soemarmo Solo, Hendri beresiko untuk tidak berlebaran dengan keluarganya di Madiun, Jawa Timur.
Ia yang sebelumnya dirumahkan dari perusahaan tempatnya bekerja karena Corona, tiba-tiba mendapat panggilan dari atasan untuk kembali bekerja di Jakarta.
Awalnya ia tak menyangka jika harus berlebaran Jakarta, mengingat perusahannya bekerja menyuruhnya untuk kerja dari di Madiun.
• Lebih dari Setahun Parkir di Bandara Soetta, 7 Mobil Ini Harus Bayar Hingga Rp 280 Juta
"Kemarin sempat dirumahkan, tapi dapat info suruh balik lagi," ujar Hendri di Bandara Adi Soemarmo Solo di Kabupaten Boyolali, pada Jumat (24/4/2020).
"Pikiran saya udah gak balik lagi ternyata suruh balik," tambahnya.
Ia mengungkapkan sedikit menyimpan kekecewaan karena keputusan mendadak dari pihak perusahannya tersebut yang menyebabkan ia tak bisa menikmati puasa dan berlebaran di rumah.
Terlebih keadaan Jakarta yang menerapkan PSBB tak membuatnya leluasa walaupun mendapatkan jatah libur Lebaran sekalipun.
Meskipun begitu, ia menerima sebagai konsekuensi profesionalisme kerja, terlebih saat ia di rumahkan gaji yang ia terima mendapat potongan yang cukup signifikan.
• Batik Air Jadi Pesawat Terakhir yang Terbang di Bandara Adi Soemarmo Sebelum Tutup hingga 1 Juni
"Jengkelnya gak bisa puasa dan Lebaran di rumah," ungkapnya.
"Apalagi di sana ditutup semua, kalau Lebaran ya gak bisa kemana mana juga," tambahnya.
Lebaran tahun ini akan terasa berbeda bagi karyawan yang tetap bekerja di daerah orang termasuk Hendri.
Ada rasa kecewa sekaligus sedih dengan keadaan pandemi global seperti sekarang.
• Kemenhub Stop Pesawat Komersial, Sopir Taksi Bandara di Solo Menangis : Jual Sepeda Anak untuk Makan
"Saya selain ini juga pernah lebaran di Jakarta," pungkasnya.
"Tapi kalau tahun ini rasanya pasti beda, karena ada virus ini kita harus di rumah terus dan harus siap bosen, jengkel sekaligus sedih," terangnya.
Ia berharap keadaan lekas membaik, agar semua pekerja termasuk dirinya dapat merasakan aktifitas berjalan normal seperti sedia kala. (*)