Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Virus Corona

Update Corona Indonesia 24 April: 8.211 Pasien Positif, Total ODP Terdapat 197.951 Orang

Berdasarkan data yang dihimpun pemerintah, pasien positif Covid-19 meningkat 436 orang per 24 April 2020 pukul 12.00 WIB.

Tangkap Layar Youtube Kompas TV
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Corona, Achmad Yurianto dalam jumpa pers, Minggu (12/4/2020). 

TRIBUNSOLO.COM - Update penanganan corona kembali diumumkan pemerintah Indonesia.

Berdasarkan data yang dihimpun pemerintah, pasien positif Covid-19 meningkat 436 orang per 24 April 2020 pukul 12.00 WIB.

Jadwal Buka Puasa Jumat 24 April 2020 di Solo, Wonogiri, Boyolali, Sragen, Karanganyar dan Sukoharjo

Total kasus positif Covid-19 di Indonesia kini telah mencapai 8.211 pasien.

Hal itu disampaikan Juru Bicara Pemerintah, Achmad Yurianto, dalam konferensi pers yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube BNPB, Kamis (24/4/2020) sore.

 

Sementara itu, Yuri menambahkan, terdapat 42 pasien positif corona yang meninggal dunia.

Total kasus kematian akibat Covid-19 kini mencapai 689 pasien.

Kabar baiknya, terdapat 42 pasien yang dinyatakan sembuh.

Kini, total pasien sembuh bertambah menjadi 1.002 orang.

Adapun peningkatan jumlah Orang Dalam Pengawasan (ODP) sebanyak 2.003 orang, sehingga total terdapat 197.951 ODP.

Sementara itu, jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) bertambah 18 orang, sehingga total PDP mencapai 18.301 orang.

Yuri menyampaikan, kasus Covid-19 di Indonesia telah tersebar di 34 provinsi dan 273 kabupaten/kota.

Sebelumnya, pasien positif Covid-19 di Indonesia berjumlah 7.775 pasien per 22 April 2020.

Sementara itu, total terdapat 960 pasien yang dinyatakan sembuh dan 647 pasien meninggal dunia.

Cara Refund Tiket Kereta Api via KAI Access, Hanya 6 Langkah

Pemerintah Pastikan Keterbukaan Informasi dalam Penyampaian Laporan Kasus Covid-19

Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, Achmad Yurianto menegaskan pemerintah selalu mengedepankan keterbukaan atau transparansi data terkait pasien corona.

Achmad Yurianto mengatakan tidak ada untungnya jika pemerintah memanipulasi data corona.

"Pemerintah tidak dapatkan keuntungan apapun memanipulasi data, pemerintah tidak berkepentingan apapun dengan manipulasi data, justru akan merugikan, kacaukan kerja keras," ujar Yuri di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Kamis (23/4/2020).

Menurut Yuri, data yang dipaparkan pemerintah adalah data yang didapatkan secara berjenjang mulai dari daerah hingga pusat.

Ia mengatakan data tersebut didapatkan dari dinas kesehatan kabupaten atau kota hingga tingkat provinsi.

"Data dibangun berjenjang dan terstruktur sejak tingkat desa, rumah sakit, dinas kesehatan kabupaten atau kota yang merupakan bagian dari gugus tugas. Yang kemudian akumulasi dinas kesehatan provinsi yang bagian gugus tugas, akhirnya ditingkat Kementerian Kesehatan bagian gugus tugas tingkat nasional," jelas Achmad Yurianto.

Meski begitu, Achmad Yurianto mengatakan pihaknya tetap melakukan evaluasi dalam hal pendataan.

Dirinya menyebut sistem pendataan yang dilakukan pemerintab merupakan bantuan dari para pakar dan praktisi.

"Terus lakukan evaluasi dan perbaiki sistem pendataan. Kementerian Kesehatan terima kasih pada berbagai organisasi profesi, pakar, yang terus membantu untuk bangun sistem data yang akan jadi bahan komunikasi efektif detail baik dan transparan ke semua pihak," kata Achmad Yurianto.

Puasa Ramadhan Hari Pertama di Kota Solo Panas, Coba Cek Berapa Suhunya?

Masyarakat Wajib Menggunakan Masker Kain Saat Keluar Rumah

Menurut Yurianto, adanya kasus positif di tengah masyarakat menandakan masih adanya sumber penularan.

Dengan demikian, ia menambahkan, mencari sumber penularan Covid-19 dan mengisolasinya adalah kunci pelaksanaan pengendalian penyakit ini.

Selain itu, kini pemerintah mulai mewajibkan seluruh masyarakat untuk menggunakan masker kain saat berada di luar rumah.

Anjuran ini merujuk pada rekomendasi WHO terkait pencegahan penularan virus corona.

"Mulai hari ini, sesuai dengan rekomendasi WHO, kita jalankan masker untuk semua."

"Semua harus menggunakan masker," kata Yuri dalam konferensi pers yang diunggah kanal Youtube BNPB, Minggu (5/4/2020).

Yuri menegaskan, masker yang dianjurkan untuk dipakai oleh masyarakat umum adalah jenis masker kain.

Sementara masker bedah dan masker N95 hanya digunakan oleh petugas medis.

"Masker bedah, masker N95, hanya untuk petugas medis.

"Gunakan masker kain, ini menjadi penting karena kita tidak pernah tahu di luar, orang tanpa gejala banyak sekali didapatkan di luar, kita tidak tahu, mereka adalah sumber penyebaran penyakit," tuturnya.

4 Tips untuk Mencegah Dehidrasi dan Sakit Kepala di Siang Hari saat Berpuasa

Oleh karena itu, Yuri  pun mengimbau masyarakat untuk dapat melindungi diri sendiri dengan menggunakan masker kain saat keluar rumah.

Yuri menyampaikan, masker kain hanya boleh digunakan maksimal selama empat jam.

Masker tersebut kemudian harus dicuci dengan merendamnya terlebih dahulu di dalam air sabun.

"Masker kain bisa dicuci. Kami menyarankan, penggunaan masker kain tidak lebih dari empat jam kemudian dicuci dengan cara direndam di air sabun kemudian dicuci," terangnya.

"Ini upaya untuk mencegah terjadinya penularan, karena kita tidak pernah tahu di luar banyak sekali kasus yang memiliki potensi menularkan ke kita.

"Di samping mencuci tangan menggunakan sabun selama minimal 20 detik, ini (penggunaan masker) menjadi kunci bagi kita untuk kemudian mengendalikan penyakit ini," tambah Yuri.

Lebih lanjut, Yuri mengungkapkan keprihatinan pemerintah atas adanya sejumlah tenaga medis yang tertular Covid-19.

Bahkan, sejumlah tenaga medis pun gugur dalam menjalankan tugasnya.

"Oleh karena itu, komitmen pemerintah sangat kuat untuk melindungi mereka dengan secara terus-menerus mendistribusikan APD (Alat Pelindung Diri) agar mereka bisa bekerja dengan profesional, nyaman, dan tidak ada kekhawatiran terpapar infeksi," kata Yuri.

(Tribunnews.com/Widyadewi Metta/Fahdi Fahlevi)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul BREAKING NEWS Update Corona Indonesia 24 April: 8.211 Pasien Positif, 1.002 Sembuh, 689 Meninggal, 

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved