Solo KLB Corona
Buntut Ruang Isolasi RSUD Dr Soehadi Penuh, Pasien Corona Kini Dirawat di RS Darurat Covid-19 Sragen
Wakil Bupati Sragen Dedy Endriyatno menyampaikan ruang isolasi kedua RSUD Dr Soehadi Prijonegoro sudah penuh dengan Pasien Dalam Pengawasan (PDP)
TRIBUNSOLO.COM - Rumah Sakit Darurat Covid-19 Sragen siap menangani pasien, karena ruang isolasi kedua RSUD Dr Soehadi Prijonegoro Sragen sudah penuh.
Pasalnya sejak Pemkab Sragen menetapkan status kejadian luar biasa (KLB), pasien terpapar Corona terus bertambah.
Direktur Rumah Sakit Darurat Covid-19 Sragen Agus Sudarmanto menyatakan kesiapan menerima pasien.
Saat ini persiapan Rumah Sakit Darurat sudah mencapai 99 persen.
• BREAKING NEWS : Kasus Covid-19 Belum Mereda, KLB Corona Solo Diperpanjang Lagi hingga 29 Mei 2020
Kekurangan satu persen tinggal finalisasi beberapa sarana prasarana yang tidak menjadi penunjang pelayanan pasien semisal pemasangan alat elektronik.
"Perlengkapan, peralatan medis, petugas dan sebagainya sudah siap. Kalau untuk menerima pasien dari shift siang kemarin sudah siap," kata Agus kepada dikutip TribunSolo.com dari Tribunjateng.com, Jumat (24/4/2020).
Ada 20 tenaga kesehatan yang akan bertugas setiap kloter.
Terdiri atas empat dokter dan 16 perawat.
• Kronologi Pengantin Baru di Karanganyar Positif Corona, karena Petugas Medis, Kini Karantina Mandiri
Jumlah tersebut dibagi menjadi empat kelompok dengan tiga shift, pagi, siang, dan malam.
Dokter spesialis yang diterjunkan adalah spesialisasi penyakit dalam, penyakit paru, obgyn patologi klinik, dan dokter radiologi.
"Sebenarnya dokter penanggung jawab pasien tetap dari dua RSUD Sragen. Kami di sini dokter-dokter umumnya sebagai case manager," kata Agus.
Case manager ini akan berkomunikasi dengan dokter di dua RSUD sehingga membutuhkan vidcon untuk berkomunikasi.
Secara konsep seluruh tenaga medis di rumah sakit darurat ini ialah relawan, sehingga tidak ada istilah pegawai rumah sakit.
"Jadi dokter, perawat semua, dari hati mereka relawan karena mereka menyatakan kerelaan untuk membantu. Mereka tidak menerima gaji hanya insentif yang diberikan," kata Agus.
Agus menambahkan hingga kini relawan pelayanan di rumah sakit darurat mencukupi.