Solo KLB Corona
Kisah Pilu PDP di Gondangrejo Karanganyar Dikucilkan, Hatinya Gelisah hingga Minta Pindah Perumahan
Stigma buruk dari masyarakat terhadap Pasien Dalam Pengawasan (PDP) rupanya belum juga surut.
Penulis: Ilham Oktafian | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ilham Oktafian
TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Stigma buruk dari masyarakat terhadap Pasien Dalam Pengawasan (PDP) rupanya belum juga surut.
Satu kasus di perumahan daerah Desa Selokaton, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar misalnya, warga sesama dusun sampai tak bertegur sapa setelah salah satu warga menjalani isolasi mandiri selama 14 hari.
Diceritakan oleh Taufik, salah seorang warga perumahan di Gondangrejo itu, sejak ada tetangganya yang mengidap gejala seperti Covid-19 atau dalam istilah medis disebut PDP, masyarakat luar perumahan kampungnya seperti membuat kabar buruk sepanjang hari.
• Pulang Dari Jakarta, Pedagang Keliling Asal Karanganyar Terkonfirmasi Positif Covid-19
"Kami merasa dikucilkan oleh masyarakat di luar perumahan, padahal mereka masih satu dusun dengan kita," ungkap Taufik saat dihubungi TribunSolo.com, Selasa (28/4/2020).
Misalnya saja dari pengelolaaan sampah, dikatakan oleh Taufik sebelum tetangganya jadi PDP, pihak kebersihan tak sungkan untuk mengambil tong di setiap rumah.
Namun setelah ada warga PDP di salah satu perumahannya, truk pengangkut langsung berputar arah setelah melihat mobil berisi bantuan sembako berada di perumahannya.
"Kalau itu kejadiannya baru-baru ini," papar Taufik.
• Pernah Kontak dengan Tenaga Medis yang Positif Corona, 15 Warga Colomadu Karanganyar Jalani Isolasi
"Saat ada bantuan sembako ke seluruh perumahan, tiba-tiba truk kebersihan langsung berputar balik dan tak kembali sampai sekarang," terangnya.
Bahkan karena stigma buruk dari masyarakat, membuat pasien PDP ingin keluar dari perumahan.
Ia merasa pasien PDP tak seharusnya mendapatkan perlakuan buruk, lebih lebih yang bersangkutan merupakan perawat, profesi yang menjadi garda penting dalam pemberantasan pandemi.
"Sebenarnya ada banyak, saya sampai kasian dengan tetangga saya yang PDP itu," katanya.
• Soal Kapan Berakhirnya Wabah Corona, Dirjen WHO: Pandemi Corona Masih Jauh dari Selesai
"Dia sampai pengin keluar perumahan saja biar tidak menyusahkan warga perumahan kami, harusnya dia itu pantas disebut pahlawan, bukan malah dikucilkan seperti ini," terangnya.
Tambah dia, tepat pada Sabtu (25/4/2020) kemarin pasien PDP tersebut sudah menjalani karantina mandiri selama 14 hari.
Namun stigma negatif terhadap perumahannya tak berhenti sampai hari ini.
"Sampai sekarang masih ada desas-desus buruk mengenai perumahan kami, saya berharap pejabat terkait turun tangan untuk mengedukasi masyarakat," terang Taufik. (*)