Virus Corona
Soal Bahaya Penularan Melalui OTG, Dokter : Kita Harus Berasumsi Semua Bisa Menularkan
Berdasarkan data terakhir hingga Rabu (30/4/2020) total pasien positif virus corona sudah mencapai 9.771 kasus pasien positif.
Penulis: Naufal Hanif Putra Aji | Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
Melansir Science Alert via Kompas.com, Pembawa virus corona tanpa gejala ini, kata Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), Robert Redfield, kemungkinan berkontribusi besar pada penyebaran cepat virus corona di seluruh dunia.
Negara-negara yang melaporkan kasus infeksi tanpa gejala ini antara lain Amerika Serikat, China, Jepang, dan Singapura.
Hal ini pun tentunya perlu adanya kesadaran masyarakat soal adanya potensi bahaya orang tanpa gejala di Indonesia.
• Hari Ini Terakhir, Simak Cara Mudah Lapor SPT Online Melalui e-Filing di djponline.pajak.go.id
Dikutip dari tayangan Kompas TV Sapa Indonesia Pagi yang diunggah youtube Rabu (29/4/2020), dr. Corona Rintawan menjelaskan jika OTG bisa sembuh dengan sendirinya namun persebaranya sangat perlu diwaspadai.
"Bisa kalau memang daya tahan tubuhnya bagus nanti virusnya akan terbunuh sendiri, cuma permasalahanya jika dia tidak mengalami gejala maka dia merasa sehat dan kalau dia tidak aware bisa menularkan orang lain" ujarnya.
Untuk lama persebaranya dr. Corona menjelaskan jika persebaran virus corona melalui orang tanpa gejala atau OTG berkisar antara 7 hari hingga 20 hari lamanya.
Sementara itu dr. Corona juga mejelaskan cara mengklasifikasi diri untuk orang tanpa gejala (OTG) agar tidak berbahaya terhadap orang lain.
"Pertama banyak aplikasi yang bisa menyebutkan jika kita termasuk risiko tinggi atau tidak bisa dari pemerintah, dari NU atau Muhammadiyah itu bisa mengukur kita risiko tinggi atau tidak" Ujar dokter spesialis kedaruratan medis ini.
"Tapi secara aman maka kita semua harus berasumsi semua bisa menularkan jadi tentunya memakai masker itu wajib" tambahnya.
Aplikasi Pencegahan Corona PeduliLindungi
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika meluncurkan aplikasi PeduliLindungi untuk mencegah wabah virus corona.
Dengan mengandalkan setiap orang menghidupkan bluetooth di ponsel mereka, Kemenkominfo mengklaim aplikasi ini aman dari para peretas (hacker).
“Sudah bisa didownload di Play Store and App Store,” ujar Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate dalam keterangan resminya di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Sabtu (18/4) dikutip Tribunjogja.com dari laman Covid.go.id.
Aplikasi ini mengandalkan kepedulian (peduli) dan partisipasi masyarakat untuk saling membagikan data lokasinya saat bepergian agar penelusuran riwayat kontak dengan penderita COVID-19 dapat dilakukan.
PeduliLindungi menggunakan bluetooth Anda untuk merekam informasi yang dibutuhkan.