Ramadhan 2020
Benarkah Tidur Orang Berpuasa adalah Ibadah? Simak Penjelasannya
Jadi intinya, tidurnya orang berpuasa yang yang bernilai pahala atau ibadah yakni bagi orang yang tidak bermaksud bermalas-malasan tapi bertujuan.
Penulis: Reza Dwi Wijayanti | Editor: Asep Abdullah Rowi
“Sebagian dari tata krama puasa adalah tidak memperbanyak tidur di siang hari hingga seseorang merasakan lapar dan haus dan merasakan lemahnya kekuatan, dengan demikian hati akan menjadi jernih” (Imam al-Ghazali, Ihya’Ulumid Din, juz 1, hal. 246)
Lalu bagaimana sebenarnya makna tersirat dari tidur orang puasa orang adalah pahala?
Tidur dapat bernilai positif jika bertujuan untuk mempersiapkan fisik dalam menjalankan ibadah.
Menjalankan ibadah puasa adalah kewajiban dan makna tidur agar lebih bersemangat dalam menjalankan ibadah maka tidurnya akan terhitung ibadah.
Namun jika seseorang malah melakukan perbuatan maksiat seperti menggunjing, tidurnya pun tak ternilai ibadah.
Ini sesuai dengan penjelasan oleh Syekh Nawawi al-Bantani berikut:
وهذا في صائم لم يخرق صومه بنحو غيبة، فالنوم وإن كان عين الغفلة يصير عبادة، لأنه يستعين به على العبادة
Artinya:
“Hadits yang ‘tidurnya orang berpuasa adalah ibadah’ ini berlaku bagi orang berpuasa yang tidak merusak puasanya, misal dengan perbuatan ghibah. Tidur meskipun inti kelupaan namun akan menjadi ibadah sebab dapat membantu dapat melaksanakan ibadah” (Syekh Muhammad bin ‘Umar an-Nawawi al-Bantani, Tanqih al-Qul al-Hatsits, Hal. 66)
• Bubarkan Konvoi, Polres Sukoharjo Berikan 120 Paket Sembako Kepada Sopir dan Kru Bus Pariwisata
• Kisah Slamet, Kakek Pemulung 70 Tahun asal Wonogiri yang Bisa Sembuh dari Covid-19
Jadi intinya, tidurnya orang berpuasa yang yang bernilai pahala atau ibadah yakni bagi orang yang tidak bermaksud bermalas-malasan tapi bertujuan untuk lebih bersemangat dalam menjalankan ibadah atau istirahat sebentar.
Selain itu dengan tidak mencampur perbuatan maksiat dalam ibadah puasanya.
Insyaallah Allah SWT akan menerima amal ibadah puasa kita.
(*)