Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Virus Corona

Inilah Perbedaan Flu Gejala Corona dengan Flu Alergi Dingin atau Debu, Waspada Jika Memiliki Alergi

Mempunyai kemiripan gejala dengan penyakit lain juga menambah sulitnya identifikasi virus corona ini pada masyarakat.

Penulis: Naufal Hanif Putra Aji | Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
lrytas.lt
Ilustrasi - Influenza 

TRIBUNSOLO.COM - Pandemi virus corona di Indonesia hingga kini masih belum berakhir.

Berbagai upaya dilakukan pemerintah bersama dengan kesadaran masyarakat untuk melawan virus ini.

Sekeluarga di Magelang Positif Corona, Diduga Tertular dari Kepala Keluarga yang Kerja Jadi Driver

Sabai Morscheck Hamil, Ringgo Ceritakan Kebiasaan Sang Istri hingga Unggahan Kocak tentang Bjorka

Tak lupa juga para tenaga medis yang merawat para pasien virus corona secara langsung agar bisa menyembuhkan pasien di Indonesia.

Dikutip dari Kompas.com diketahui kasus pertama corona di Indonesia terjadi pada 2 Maret 2020 yang diumumkan langsung oleh Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta.

Hingga 11 Maret 2020 pasien corona di Indonesia pun berada pada 34 kasus dan 1 orang meninggal dunia saat itu.

Sampai dengan setelah tanggal 23 Maret lonjakan kenaikan kasus di atas 100 pasien terjadi di Indonesia.

Hingga Per 1 Mei 2020 ini jumlah pasien corona di Indonesia mencapai 10.551 kasus dengan total kematian 800 orang dan kesembuhan 1591 orang.

Penelitian pun masih terus dilakukan terkait dengan bagaimana pola persebaran, gejala hingga vaksin antivirusnya.

Hal ini terus dilakukan untuk mendapatkan kepastian dari pola hingga penanganan untuk memutus rantai persebaranya.

Mempunyai kemiripan gejala dengan penyakit lain juga menambah sulitnya identifikasi virus corona ini pada masyarakat.

Satu diantara banyak kemiripan gejala virus corona adalah dengan flu akibat alergi dan juga flu karena debu.

Hardiknas Tiap 2 Mei, Simak Sejarah Lahirnya Ki Hajar Dewantara hingga 10 Fatwa tentang Ajarannya

Dikutip dari tayangan youtube Kompas TV dalam program Sapa Indonesia Pagi, Dokter Spesialis Paru-Paru, Hermawan Setiyanto menjelaskan jika ketiga flu tersebut memiliki perbedaan walaupun punya kemiripan.

"Jadi Influenza atau flu ini bisa memberikan gejala yang sama, baik penyebab alergi atau infeksi, tapi kita bisa mendeteksi untuk mengenali, kalau flu yang karena alergi biasanya gejalanya bisa berupa bersin dan juga hidung tersumbat, kalau kondisi terpapar karena alergi debu serta udara dingin itu bersin bisa sifatnya berulang" ujar Hermawan.

Ia juga memberi contoh soal gejala jika flu karena udara dingin dan karena virus.

"JIka karena dingin biasanya kalau di pagi hari itu hidung mulai tersumbat, tapi ketika siang hari atau mulai hangat udaranya sudah mulai sembuh" ucapnya.

"Kalau flu yang penyebabnya karena virus biasanya yang menyerang di kita Rhinovirus itu gejalanya biasanya infeksi saluran napas ringan seperti bersin, hidung tersumbat, nyeri tenggorokan, dan juga demam tapi biasanya bisa sembuh dengan sendiri 3 sampai 5 hari", jelasnya.

"Yang terakhir adalah coronavirus kalau berdasarkan data hampir 80 sampai 85 persen akan mengalami demam, kemudian bisa batuk sesak napas atau disertai gejala lain seperti nyeri otot, mual muntah dan diare, bervariasi gejalanya dari ringan hingga berat." lanjutnya.

Hermawan juga menjelaskan bagi yang memiliki alergi juga harus tetap waspada jika muncul demam dan tidak sembuh dalam 3 sampai 5 hari disarankan periksa ke dokter.

Jangan Langsung Tidur setelah Sahur, Begini Anjuran dari Rasulullah

Perbedaan gejala sesak napas penderita  corona dan asma.

Sesak napas adalah salah satu gejala yang muncul pada orang yang terinfeksi Covid-19.

Namun, kemunculan virus ini membuat sebagian orang mengalami kekhawatiran berlebih, sehingga semua gejala serupa langsung diarahkan pada penyakit tersebut.

Termasuk pada penderita asma.

Padahal, jika kita adalah penderita asma, dan suatu waktu mengalami sesak napas, penyakit yang perlu dicurigai terlebih dahulu adalah asma yang kita derita.

"Untuk semuanya yang sudah mempunyai asma sebelumnya, kalau mengalami sesak pikirkan asma dulu, karena memang di badan kita sudah ada penyakit asma."

Demikian diungkapkan Dokter Spesialis Paru Jaka Pradipta pada sesi IG Live bersama Mother & Baby, Senin (20/04/2020) kemarin.

Lalu, apa perbedaan sesak napas pada penderita asma dan Covid-19?

Berikut beberapa perbedaan yang bisa kamu perhatikan:

- Sesak napas asma disertai batuk dan mengi.

- Pada asma terdapat pemicu, yang biasanya sudah sangat dikenali oleh penderita.

- Penderita Covid-19 berusia jarang diawali sesak napas, melainkan gejala awal lainnya seperti meriang, tidak enak badan, demam, nyeri sendi, dan lainnya.

Ramalan Zodiak Keuangan Sabtu 2 Mei 2020: Pisces Akan Dapat Keuntungan, Lakukanlah Hal yang Baik

Meskipun, kemunculan gejela ini bisa terjadi lebih cepat pada pasien orang tua.

"Sampai masuk ke keadaan sesak kira-kira lima harian, terutama yang muda. Biasanya ada pertahanannya dulu di badan," ungkap Jaka.

"Orang tua lebih cepat, memang. Dalam 2-3 hari sesaknya mungkin bisa terjadi."

Jika penderita asma mengalami gejala-gejala tersebut, disarankan melakukan pengobatan asma selama 1-2 hari.

Seandainya gejala masih menetap dan tidak membaik, barulah mencari tenaga medis untuk dilakukan pengecekan, apakah gejala yang dialami merupakan gejala asma atau Covid-19.

(TribunSolo / naufalhpa)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved