Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Viral Tinggal di Becak Solo

Kakaknya Kena PHK, Kini Giliran Adiknya Juga Alami Nasib Serupa, Kini Ikut Menggelandang di Solo

Lis (22) adalah adik kandung Dul Rohmat, pria asal Grobogan yang tinggal di rumah becak dan hidup menggelandang semenjak musibah pandemi Corona.

Penulis: Ilham Oktafian | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Ilham Oktafian
Lis, adik Dul Rohmat keluarga yang bertempat tinggal di sebuah becak di kawasan Jalan Adisucipto, Kecamatan Laweyan, Kota Solo, Rabu (6/5/2020). 

Di atas becak tampak penuh dengan isi barang, mulai dari tumpukan baju di dalam tas, perkakas kecil hingga bantal.

Pria Klaten yang Jual Ginjal Membantah Dijemput Pihak Desa di Semarang, Larry : Saya Pulang Sendiri

Kesaksian Pria Jual Ginjal Klaten Kecewa Tak Bisa Temui Ganjar Padahal Sudah Jalan Kaki ke Semarang

Dul Rohmat sapaan akrabnya, mengisahkan perjalanan kehidupan yang teramat keras akhir-akhir ini selama 4 tahun menjadi perantau.

Karena pandemi Corona telah membuatnya harus 'angkat kaki' dari indekosnya karena sungkan tidak bisa membayarnya.

"Ini keluarga saya, ya beginilah keadaannya," kata dia ditemui TribunSolo.com, saat tengah berada di kawasan Jalan Adi Sucipto, Kecamatan Laweyan, Kota Solo, Rabu (6/5/2020).

Dul Rohmat adalah satu dari sekian orang miskin baru yang muncul semenjak pandemi Corona.

Ia yang mulanya berprofesi jadi kuli bangunan yang cukup menjanjikan karena bisa menghidupi istri dan dua buah hatinya meskipun masih ngontrak di indekos di kawasan Jagalan, Kecamatan Jebres.

Saat Corona datang hingga dua bulan ini, nasib tak jelas dengan kehidupan tak menentu, bahkan mau makan juga sulit.

"Dulu saya kuli bangunan di Solo Baru," ungkapnya.

Pilkada Serentak 2020 Ditunda, Bacawali Gibran : Kita Ikuti Saja Apa yang Akan Diputuskan

"Semenjak ada musibah ini saya kena PHK dan tidak punya penghasilan lagi," jelas dia membeberkan.

Lebih lanjut dia mengaku, hampir 2 bulan setelah tak berpenghasilan, ia tak mampu lagi membayar sewa bulanan kos.

Roda nasib berubah begitu cepat, ia dan keluarganya itu harus tetap hidup di tengah situasi sulit.

Ia memutar akal, karena tak lagi bisa bayar sewa kos, ia menggelandang dan menyusuri jalan besar di Kota Solo.

Dari Kecamatan Jebres ia dan keluarga kecilnya itu berjalan kaki mencari tempat tinggal, dan termasuk mencari makan.

"Saat saya dipecat itu saya dan keluarga jalan kaki," paparnya.

"Ke mana mana jalan kaki," katanya menegaskan.

Jadi Korban PHK, 1,7 Juta Buruh di Indonesia akan Terima Kartu Prakerja

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved