Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Djoko Santoso Meninggal Dunia

Kisah Djoko Santoso saat Tinggal di Solo, Prihatin Jual Kartu Lebaran, Tapi Takdir Jadi Panglima TNI

Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Djoko Santoso lahir di Kota Solo, 8 September 1952 sebagai anak sulung dari 10 bersaudara.

Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
(KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO)
Panglima TNI Jenderal DJoko Santoso. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Djoko Santoso lahir di Kota Solo, 8 September 1952 sebagai anak sulung dari 10 bersaudara.

Ia lahir dari keluarga yang sederhana, ayahnya seorang guru SMA dan ibundanya ibu rumah tangga pada umumnya.

Rumah orang tuanya kala itu masih berbentuk joglo di lingkungan RW II Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Solo.

Gaji ayahnya menjadi andalan keluarga Djoko Santoso untuk bertahan hidup dan membuat mereka menjalani hidup prihatin.

Adik keempat Djoko Santoso, Tutik Suyono (63) menuturkan masa kecil mendiang sama seperti kebanyakan anak-anak.

Meski Kelahiran Solo, Mantan Panglima TNI Djoko Santoso Dimakamkan di San Diego Hill Karawang Jabar

Mantan Panglima TNI Djoko Santoso Meninggal, Keluarga di Solo Berduka, Adik Keempat Tak Ada Firasat

"Hidup prihatin dilakukan, kadang makan nasi kadang tidak, bapak-ibu saya itu ingin kesepuluh anaknya jadi orang hebat semua," tutur Tutik kepada TribunSolo.com di lingkungan RW II Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Solo, Minggu (10/5/2020).

Waktu menginjakan jenjang pendidikan SMP, Djoko Santoso ikut membantu keuangan keluarga dengan menjual kartu ucapan hari raya.

"Waktu hari libur, beliau beli kartu ucapan hari raya terus dijual di Sriwedari, kartu itu berbagai macam," ujar Tutik.

Tutik lupa harga kartu-kartu ucapan itu dijual kakak pertamanya tersebut.

"Saya lupa untuk harganya berapa pada waktu itu," katanya.

Djoko kadang juga mengajak teman-teman dikampungnya untuk belajar bersama di rumahnya yang sederhana.

"Waktu SMP-SMA, belajar mengumpulkan teman-teman di sini, bapak sampai menyiapkan meja besar panjang," ujar Tutik.

"Ya, karena anaknya segitu banyaknya, paling ya seminggu sekali, bapak juga menemani waktu belajar," tambahnya.

Tutik tidak menampik cara mendidik kedua orang tuanya saat masih hidup menjadi satu di antara faktor kesuksesan yang diterima anak-anaknya kini, tak terkecuali Djoko Santoso.

BREAKING NEWS : Djoko Santoso Mantan Panglima TNI dan Ketua Kampanye Prabowo-Sandi Meninggal Dunia

Djoko Santoso Persilakan Prabowo Gabung Pemerintah atau Tetap Oposisi: Saya Hanya Ngatur Pasukan

Ditambah lagi, kedua orang tuanya memiliki tanggungan 10 anak dan tidak ingin merepotkan tetangga.

"Bapak-ibu hebat, beliau orang tidak mampu selalu berusaha untuk membiayai kesepuluh anaknya, tidak merepotkan orang sekitar, itu luar biasa," ucap Tutik.

"Ternyata bisa jadi orang semua," tandasnya.

Dia menyebut usai kakaknya baru mulai merantau untuk mengawali karier militer dari pendidikan Akademi Militer (Akmil) di Magelang sekitar tahun 1970-an.

"Sampai akhirnya Mas Djoko jadi Panglima TNI," jelasnya.

Profil Djoko Santoso

Dikutip dari KompasTV.com, Djoko Santoso memiliki karier cemerlang selama hidupnya.

Berikut profil Djoko Santoso dan sepak terjangnya.

Jenderal TNI (Purn.) Djoko Santoso M.Si. merupakan purnawirawan Panglima TNI yang menjabat pada 2007-2010.

Djoko Santoso sendiri lahir di Solo pada 8 September 1952.

Ia mengawali karier militer usai lulus dari pendidikan Akademi Militer (Akmil) di Magelang tahun 1975.

Selama hidup ia pernah menduduki beberapa jabatan di militer yakni sebagai Wakil Asisten Sosial Politik untuk Kaster sekaligus Kasospol ABRI pada 1998.

Viral Bungkusan Bergambar Prabowo-Sandi dan Uang di Solo, Djoko Santoso: Kita Enggak Punya Uang

Ruangan Khusus Djoko Santoso Masih Dikerjakan di Posko BPN Prabowo-Sandi, Ini Penampakannya

Ia juga pernah menjabat sebagai Pangdam XVI/Pattimura, serta Pangdam jaya. Pada 2003 ia menjadi wakil Kepala Staf TNI Angkatan darat.

Selanjutnya, Djoko menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) pada 2005.

Pada 2007, Djoko kemudian menjabat sebagai Panglima TNI menggantikan Djoko Suyanto.

Selama menjadi anggota TNI, Djoko pernah ikut dalam beberapa tugas negara. Di antaranya yakni Operasi Seroja pada 1976, 1981 dan 1988.

Adapun untuk penugasan luar negeri ia pernah ditugaskan ke Malaysia (1990), Australia (1990), Singapura (1991), China (1994), Amerika Serikat (2006), Vietnam (2006), India (2007), Pakistan (2007), Kamboja (2007).

Djoko Santoso diketahui juga pernah mendapatkan pula beberapa bintang jasa seperti Bintang Dharma, Bintang Kartika Eka Paksi Utama, dan Bintang Bhayangkara Utama.

Selain itu ada Bintang Pingat Jasa Gemilang, Bintang Swa Bhuwana Paksa Utama, Bintang Jalasena Utama dan Medali Sahametrei Tingkat Theoupdin.

Ia memulai karier politik dengan bergabung ke Gerindra pada 2015 dan sempat menduduki jabatan dalam struktur Dewan Pembina.

 Pada pilpres 2019 lalu, Djoko Santoso didapuk sebagai Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Sandi.

Tidak hanya di politik, nama Djoko Santoso juga menggema di dunia olahraga.

Ia pernah terpilih menjadi Ketua Umum PB PBSI periode 2008-2012 secara aklamasi.

Djoko terpilih secara aklamasi setelah menjadi calon tunggal yang didukung sepenuhnya oleh 32 Pengda yang hadir dalam Munas.

Djoko terpilih setelah memberikan surat pernyataan secara resmi yang menyatakan kesediaannya dicalonkan menjadi ketua umum. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved