Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Virus Corona

Selama Pandemi, Dokter Sarankan Pengguna Lensa Kontak Ganti Pakai Kacamata untuk Cegah Covid-19

Namun, selain itu, mata juga termasuk bagian yang dapat menjadi jalan masuk Virus Corona ke tubuh manusia.

Penulis: Naufal Hanif Putra Aji | Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
Alodokter
Softlens 

TRIBUNSOLO.COM - Virus corona masuk ke tubuh manusia melalui hidung dan mulut. 

Namun, selain itu, mata juga termasuk bagian yang dapat menjadi jalan masuk Virus Corona ke tubuh manusia.

Gara-gara Remehkan Virus Corona, Kini YouTuber Indira Kalistha Dibanjiri Kritik Netizen

Terkait hal ini masyarakat juga tak hanya mewaspadai penyebaran virus corona yang masuk lawat hidung dan mulut tapi dari mata juga.

Terkait risiko ini lalu bagaimana bagi para pengguna kontak lensa mata  yang biasa menyentuh mata?

Dikutip dari tayangan youtube Kompas TV,  Dokter Spesialis Paru dari Ikatan Dokter Indonesia Risky Akaputra, menyarankan agar pengguna kontak lensa mata agar menggantinya dengan kacamata.

"Jadi memang ada APD bentuknya kacamata namun itu yang biasa kita pakai untuk merawat pasien, namun untuk kacamata yang hari-hari dipakai itu tidak bisa 100 persen mencegah droplet ke mata, yang bisa mencegah adalah hindari menyentuh mata" ujarnya.

" Penggunaan kacamata dengan yang tidak menggunakan itu sama tidak terbukti orang pakai kacamata lebiih sulit tertular corona, tapi kacamata merupakan suatu rekomendasi dari dokter mata supaya orang yang menggunakan kontak lensa mata sebaikanya mengganti dengan kacamata" ujar Risky.

Risky menambahkan jika penggantian ini disarankan karena ketika seseorang menggunakan kontak lensa, sentuhan ke mata bisa terjadi berkali-kali serta untuk kebersihan sulit dipastikan.

Hal senada juga diungkap para ahli dari National Health Services (NHS) menyebut, batasi menyentuh wajah, terutama mata, hidung, dan mulut untuk menghindari penyebaran virus. Itu sebabnya, pengguna lensa kontak sebaiknya tidak menggunakan alat bantu penglihatan ini dan menggantinya dengan kacamata.

Mereka yang menggunakan lensa kontak tidak hanya berpotensi meningkatkan risiko terkena virus, melainkan juga cenderung menyentuh mata mereka sepanjang hari.

Dr. Sonal Tulsi dari American Academy of Ophthalmology mengatakan, "mengganti kacamata dari lensa kontak dapat mengurangi iritasi dan memaksa kita berhenti sejenak sebelum menyentuh mata kita."

Terkait hal tersebut dilansir dari South China Morning Post, American Academy of Ophthalmology membagikan pemberitahuan mengenai gejala mata merah adalah sinyal seseorang memiliki penyakit Covid-19.

Rawan Jadi Pusat Persebaran Corona, Inilah Protokol Kesehatan di Pasar Sesuai Arahan Mendag

Mata Merah Juga Bisa Jadi Gejala Corona

Hal ini berdasarkan dua penelitian terbaru dan laporan anekdot yang menyarankan jika kondisi mata merah termasuk gejala Covid-19.

Satu penelitian dipublikasikan di Jurnal of Virology, melihat dari 30 pasien Covid-19 di China ada satu pasien memiliki kondisi mata merah.

29 pasien lainnya memiliki virus Corona yang ada di cairan mata mereka.

Sementara penelitian lainnya yang dipublikasikan di New England Journal of Medicine, menemukan jika 9 dari 1.099 pasien yang diuji memiliki Covid-19 memiliki gejala mata merah.

Mata menjadi 'pintu masuk' virus Corona dalam menginfeksi seseorang, sama halnya hidung dan mulut.

Oleh sebab itu CDC Amerika telah ingatkan orang-orang agar jangan menyentuh wajah mereka tanpa mencuci tangan terlebih dahulu.

Tambahan lagi, beberapa dokter mata menyarankan pemakai kontak lensa untuk berganti menggunakan kacamata agar mencegah menyentuh mata terlalu sering.

Ada juga kasus seperti dilaporkan oleh CNN, banyak pasien lansia di panti jompo yang memiliki gejala awal berupa mata merah.

Selain itu, dokter juga harus menggunakan APD resmi untuk melindungi mata, hidung dan mulut mereka dari sebaran virus Corona saat mengobati pasien mereka ketika para pasien lakukan kontrol.

Juga, perlu bersihkan meja dan peralatan medis dengan pemutih dan disinfektan alkohol setiap kali ganti pasien.

Meski begitu, penelitian terkait mata merah dan Covid-19 masih berada di tahap awal dan gejalanya cenderung sedikit dibandingkan gejala seperti batuk, demam dan napas pendek.

Kini Banjir Donasi, Karyawan yang Pilih di-PHK demi Temannya: Uangnya Sebagian Aku Sumbangin Aja

Salah seorang dokter ahli pernapasan China juga telah menjelaskan mengenai infeksi melewati indra mata.

Wang Guangfa, yang pernah terinfeksi Covid-19 tetapi sembuh menyebut ia terinfeksi karena ia tidak mengenakan pelindung mata saat mengobati pasiennya.

Awalnya ia mengunjungi klinik demam dan ruang isolasi di Wuhan saat Wuhan masih menjadi pusat bencana tersebut.

Ia melaporkan: "Saat itu kami sudah sangat berhati-hati dan mengenakan masker N95.

"Namun aku segera sadar jika kami tidak mengenakan kacamata pelindung."

Ia juga mengatakan adanya gejala mata merah setelah ia kembali ke Beijing, dan tiga jam kemudian ia mulai mengalami demam dan hidung tersumbat akibat ingus yang parah.

Awalnya, ia mengira ia sakit flu karena ia belum pernah melihat pasien Wuhan menderita dari hidung tersumbat sebelumnya.

Namun selanjutnya obat flu tidak berhasil mengobatinya, dan saat diuji tes corona, ia positif mengidap penyakit tersebut.

Ia menduga, virus tersebut masuk ke tubuhnya melewati matanya.

Itu penjelasan paling masuk akal baginya.

Kini, seorang ahli Komisi Kesehatan China Li Lanjuan mengatakan staff yang akan menangani langsung pasien virus corona harus menggunakan kacamata pelindung.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved