Virus Corona
Sering Merasa Lupa Hari Ternyata Bisa Jadi Tanda Stres Pandemi Corona, Begini Penjelasannya
Pasalnya kini banyak orang harus beraktivitas, belajar, dan bekera di rumah untuk menekan penyebaran virus corona jenis SARS-CoV-2.
TRIBUNSOLO.COM - Disaat pandemi virus corona penyebab penyakit Covid-19 berdampak besar pada kehidupan setiap orang.
Pasalnya kini banyak orang harus beraktivitas, belajar, dan bekera di rumah untuk menekan penyebaran virus corona jenis SARS-CoV-2.
• Gara-gara Remehkan Virus Corona, Kini YouTuber Indira Kalistha Dibanjiri Kritik Netizen
Bagi orang yang beraktivitas di luar rumah, kehidupan mereka juga berubah dengan protokol jaga jarak dengan sekitar minimal dua meter, dilarang bersentuhan, dan wajib menggunakan masker.
Seiring perubahan pola aktivitas sehari-hari selama pandemi corona ini, beberapa orang mengalami disorientasi.
Dampak disorientasi ini membuat orang jadi sulit berkonsentrasi dan lebih lambat berpikir.
Selain itu, banyak orang jadi sulit mengingat-ingat hal remeh temeh seperti " ini hari apa".
Para ahli menyebut, kondisi ini terkait dampak pandemi pada kesehatan kognitif.
"Pandemi menyebabkan kombinasi antara perubahan lingkungan, hilangnya jangkar sosial, dan stres kognitif yang meningkat," jelas Elissa Epel, profesor psikiatri dari University of California AS, seperti dilansir CNN.
Stres pandemi bisa menyebabkan berbagai dampak termasuk disorientasi hari karena beberapa hal. Berikut penjelasannya.
Hilangnya rutinitas

• Kini Banjir Donasi, Karyawan yang Pilih di-PHK demi Temannya: Uangnya Sebagian Aku Sumbangin Aja
Tubuh kita bergantung pada isyarat fisik, sosial, dan lingkungan seperti dari sinar matahari untuk mengatur ritme sirkadian.
Isyarat tersebut tanpa disadari membentuk rutinitas sehari-hari seperti makan, tidur, liburan, sampai ibadah mingguan untuk menandai suatu hari.
Bagi orang yang tinggal di rumah selama beberapa bulan atau berubahnya pola kehidupan setelah pandemi, sejumlah rutinitas harian dan mingguan jadi hilang.
Akibatnya, batas untuk menandai suatu hari yang sebelumnya jelas menjadi kabur.
"Banyak rutinitas yang hilang. Misalkan akhir pekan dulu jadi sesuatu yang istimewa, sekarang jadi sama saja," jelas Profesor Epel.